Usaha Nina dan timnya membuahkan hasil. Air Sungai Pusur yang dulunya keruh dan berbau kini mulai jernih. Ikan-ikan kecil kembali muncul. Ini menandakan ekosistem air yang pulih. Masyarakat sekitar juga tidak lagi malu untuk menggunakan sungai sebagai tempat aktivitas positif, seperti river tubing.
"Warga di sini sudah sadar. Kalau ada yang buang sampah sembarangan, langsung ditegur. Mereka juga bangga karena sekarang sungainya bisa dipakai buat river tubing," kata Nina.
Dari sisi ekonomi, Bank Sampah Semutharjo berhasil menciptakan lapangan pekerjaan baru. Banyak ibu rumah tangga yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan tetap kini bisa membantu ekonomi keluarga dengan memilah dan mengolah sampah.
Baca juga: Kisah dari Daerah Resapan Air: Berkat Alpukat Martabat Terangkat
“Sekarang ibu-ibu di sini punya penghasilan tambahan. Uang dari tabungan sampah bisa buat beli kebutuhan dapur. Anak-anak pun jadi lebih paham soal lingkungan,” ujar Nina.
Melihat keberhasilan ini, Bank Sampah Semutharjo tidak ingin berhenti di sini. Nina dan timnya memiliki visi besar untuk menciptakan pengepul sampah mandiri. Dengan demikian, pengolahan sampah bisa lebih efektif dan memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi masyarakat sekitar.
"Kalau kita mandiri, manfaatnya bisa lebih besar untuk warga. Sampah yang dulu dianggap masalah, sekarang bisa jadi aset," kata Nina.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya