Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Pariwisata Berkelanjutan, Hotel Bisa Tawarkan Kamar Rendah Emisi

Kompas.com - 27/03/2025, 14:06 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Ada banyak opsi untuk mendukung sektor pariwisata menjadi lebih berkelanjutan.

Peneliti dari University of Queensland (UQ), Australia, memaparkan konsep yang bisa diterapkan oleh wisatawan dan juga hotel untuk membuat pariwisata lebih ramah lingkungan.

Jika pemodelan tersebut bisa diaplikasikan, Profesor Sara Dolnicar dari Sekolah Bisnis UQ bisa mengubah industri pariwisata secara signifikan.

Mengutip Phys, Kamis (27/3/2025), sebanyak 8,8 persen emisi gas rumah kaca global dihasilkan dari pariwisata dan didominasi dari akomodasi.

Emisi berbasis pariwisata ini diperkirakan terus meningkat sebesar 3,5 persen setiap tahun.

Jadi solusi apa yang ditawarkan oleh peneliti?

Baca juga: Influencer Bisa Bantu Tangani Limbah Industri Pariwisata

Profesor Dolnicar mengatakan, solusinya bisa semudah hotel tidak lagi menggunakan botol sampo dan sandal sekali pakai, penggantian handuk setiap hari atau bahkan menghilangkan pilihan minibar.

"Dengan menawarkan kamar dengan emisi rendah, kita dapat menyediakan pilihan yang terjangkau dan berkelanjutan bagi konsumen yang berdampak langsung pada jejak karbon industri pariwisata tanpa mengurangi kepuasan konsumen," katanya.

Konsep ini telah diuji dengan hasil yang menjanjikan melalui kerja sama dengan DOMA Hotels.

Dari uji coba, peneliti menemukan 6 persen pemesanan di situs web hotel adalah untuk kamar hotel dengan emisi rendah. Lalu, 100 persen dari wisatawan yang memesan opsi tersebut mengatakan akan melakukannya lagi.

Kandidat Ph.D. UQ, Dorine von Briel, yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan adopsi model tersebut akan mudah karena tidak perlu diatur atau dikoordinasikan.

"Dengan memberdayakan wisatawan untuk membuat pilihan yang berkelanjutan, kami dapat menciptakan efek berantai yang mendorong seluruh industri untuk meningkatkan upaya lingkungannya," katanya.

Baca juga: Studi: Pariwisata Sumbang 9 Persen dari Total Emisi Dunia

Von Briel mengatakan, produk dengan emisi rendah dapat menyediakan opsi yang jelas, sederhana, dan terjangkau yang sejalan dengan meningkatnya permintaan akan pengalaman perjalanan yang lebih ramah lingkungan.

"Konsumen menjadi lebih sadar akan keberlanjutan lingkungan tetapi sering kali kewalahan oleh sertifikasi ekologi yang rumit dan label yang bervariasi," papar Von Briel.

"Produk dengan emisi yang lebih rendah dapat dipantau melalui ulasan daring, mengurangi kebutuhan akan skema sertifikasi yang rumit dan memerangi greenwashing dengan kekuatan konsumen," tambahnya.

Studi mengenai solusi untuk mengurangi emisi sektor pariwisata ini dipublikasikan di Annals of Tourism Research.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau