Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/03/2025, 13:31 WIB
Hotria Mariana,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com – Di sudut dapurnya yang sederhana, Teguh Sutikno tersenyum sambil menyalakan kompor. Api biru menyala stabil, bukan dari elpiji, melainkan dari gas yang dihasilkan oleh kotoran sapi.

"Dulu, kami harus antre beli elpiji, sekarang cukup pakai limbah ternak," kata warga Desa Mundu, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, itu kepada tim Kompas.com saat berkunjung ke kediamannya Minggu (23/2/2025).

Di Kampung Mandiri Energi Margo Mulyo Desa Mundu, limbah kotoran sapi yang dulunya dianggap sebagai masalah kini menjadi sumber energi ramah lingkungan sekaligus penyelamat Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Pusur.

Program biogas di Kampung Mandiri Energi Margo Mulyo merupakan bagian dari inisiatif keberlanjutan yang didukung oleh AQUA Klaten melalui program tanggung jawab sosialnya dan Pusur Institute.

Baca juga: Sekolah Lapang Pertanian Dorong Petani sebagai Garda Depan Konservasi Air

Kolaborasi tersebut bertujuan tidak hanya menciptakan kemandirian energi, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan di sekitar Sub DAS Pusur.

Dari masalah jadi berkah

Di belakang rumah-rumah warga Desa Mundu, terlihat kandang-kandang sapi berjejer dengan tumpukan limbah ternak.

Sebelum ada biogas, kotoran ternak tersebut sering kali mengotori lingkungan. Beberapa warga bahkan membuangnya ke sungai sehingga menyebabkan pencemaran air.

“Dulu, ketika musim kemarau, limbah ternak sering mengering dan terbawa angin, baunya menyebar ke mana-mana. Ada juga yang akhirnya dibuang ke sungai. Warga belum sadar bahwa ini masalah serius,” cerita Teguh yang juga Ketua Kelompok Ternak Kampung Mandiri Energi Margo Mulyo Desa Mundu.

Baca juga: Ubah Sampah Jadi Berkah, Kisah Bank Sampah Semutharjo Selamatkan Sungai Pusur

Namun sejak Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) mengenalkan teknologi biogas pada 2014, kebiasaan itu perlahan berubah.

Instalasi biogas milik Teguh Sutikno dibangun lewat arisan warga sejak 2014 sebagai langkah awal kemandirian energi.KOMPAS.com/HOTRIA MARIANA Instalasi biogas milik Teguh Sutikno dibangun lewat arisan warga sejak 2014 sebagai langkah awal kemandirian energi.

Limbah ternak warga itu diproses dalam digester biogas—tangki fermentasi berbentuk kubah yang tertanam di tanah. Di dalamnya, proses anaerob terjadi sehingga mampu mengubah limbah organik menjadi gas metana. Gas ini kemudian dialirkan ke rumah-rumah warga sebagai bahan bakar untuk memasak.

Selain gas, proses tersebut pun menghasilkan pupuk dalam bentuk cair dan padat yang lebih ramah lingkungan.

Berkat inisiatif itu, sungai Pusur yang dulu tercemar menjadi bersih. Pusur Institute, organisasi yang fokus pada konservasi Sub DAS Pusur, turut mendampingi warga agar pengelolaan limbah tetap berkelanjutan.

Baca juga: River Tubing Pusur, Indahnya Kolaborasi Menjaga Sungai

Gotong royong membangun energi mandiri

Tak semua warga langsung percaya pada teknologi biogas. Pada awalnya, banyak yang ragu apakah biogas benar-benar bisa menggantikan elpiji.

Namun, Teguh dan kelompok ternaknya tetap bersemangat. Mereka memulai program arisan biogas untuk membangun digester secara bertahap.

“Awalnya (yang memiliki digester hanya) satu rumah, lalu bertambah. Sekarang di Dusun Mundu ada sekitar 70 rumah yang pakai biogas, di daerah lain ada sekitar 40 rumah,” jelas Teguh.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang


Terkini Lainnya

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau