Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/04/2025, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Setiap tahunnya, masyarakat internasional memperingati Hari Bumi yang jatuh setiap 22 April. Tahun ini, perayaan Hari Bumi jatuh pada Selasa (22/4/2025).

Setiap perayaan Hari Bumi, jutaan orang di seluruh dunia mengampanyekan perlindungan planet ini dari hal-hal buruk seperti polusi dan deforestasi.

Perayaan Hari Bumi telah berusia 55 tahun sejak dimulai pada 1970. Dilansir dari berbagai sumber, berikut sejarah peringatan Hari Bumi beserta urgensi dan temanya untuk tahun ini.

Baca juga: Hari Bumi, Garudafood Tanam 1.000 Mangrove di Pati Jateng

Sejarah Hari Bumi

Embrio peringatan Hari Bumi sebetulnya mulai terbentuk pada dekade 1960-an di Amerika Serikat (AS).

Kala itu, banyak warga AS yang semakin banyak yang sadar mengenai dampak negatif berbagai polusi terhadap lingkungan.

Pada 1969, seorang senator AS dari Negara Bagian Wisconsin, Gaylord Nelson, mencoba meyakinkan Pemerintah Fedral AS bahwa Bumi sedang dalam bahaya.

Di tahun yang sama, dia mencoba mengembangkan gagasan untuk memperingati Hari Bumi setelah terinspirasi gerakan dan demonstrasi anti-Perang Vietnam yang berkobar di kampus-kampus di seluruh AS.

Terinspirasi dari gerakan itu, dia membayangkan demonstrasi peduli lingkungan dari akar rumput berskala besar untuk mengguncang lembaga politik dan memaksakan isu perlindungan lingkungan ke dalam agenda nasional.

Baca juga: Hari Bumi, Menparekraf Ajak Wisatawan Reduksi Karbon Saat Berwisata

Nelson lantas mengumumkan konsep peringatan perlindungan lingkungan akbar dalam sebuah konferensi di Seattle pada musim gugur tahun 1969 dan mengundang semua orang untuk terlibat.

Usai konferensi tersebut, Denis Hayes dipilih oleh Nelson sebagai koordinator nasional kampanye akbar.

Hayes merupakan seorang aktivis muda yang pernah menjabat sebagai presiden mahasiswa di Universitas Stanford.

Dia bertugas menggalang suara di kampus-kampus dan menyebarkan gagasan tersebut ke masyarakat yang lebih luas.

Di samping itu, Hayes dan timnya memilih tanggal 22 April sebagai kampanye akbar, hari kerja yang jatuh antara Liburan Musim Semi dan Ujian Akhir, untuk memaksimalkan partisipasi mahasiswa yang lebih besar.

Baca juga: Kado Hari Bumi 2024, Onduline Indonesia Raih Sertifikat Green Label

Menyadari potensinya untuk menginspirasi lebih banyak oranh, Hayes membentuk staf nasional yang terdiri dari 85 orang untuk mempromosikan berbagai acara di seluruh negeri.

Upaya tersebut segera meluas hingga mencakup berbagai organisasi, kelompok agama, dan lainnya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Jasa Tak Terkira Lebah dalam Melayani Kita dan Ekosistem

Jasa Tak Terkira Lebah dalam Melayani Kita dan Ekosistem

LSM/Figur
KG Media Berkomitmen soal Kredibilitas dan Independensi Lestari Awards

KG Media Berkomitmen soal Kredibilitas dan Independensi Lestari Awards

Swasta
Zulhas: Banyak Investor Antre untuk Kelola Sampah tapi Terkendala Aturan

Zulhas: Banyak Investor Antre untuk Kelola Sampah tapi Terkendala Aturan

Pemerintah
Selamatkan Badak Sumatera dari Kepunahan, Peneliti IPB Pikirkan Metode Bayi Tabung

Selamatkan Badak Sumatera dari Kepunahan, Peneliti IPB Pikirkan Metode Bayi Tabung

LSM/Figur
Masyarakat Indonesia Timur Diminta Waspada Cuaca Ekstrem Imbas Bibit Siklon Tropis di Laut Timor

Masyarakat Indonesia Timur Diminta Waspada Cuaca Ekstrem Imbas Bibit Siklon Tropis di Laut Timor

Pemerintah
Soal Timbunan Sampah Medis di Permukiman Karawang, DLHK: Kelalaian Rumah Sakit

Soal Timbunan Sampah Medis di Permukiman Karawang, DLHK: Kelalaian Rumah Sakit

Pemerintah
Perkembangan AI: Solusi atau Justru Memperparah Krisis Iklim?

Perkembangan AI: Solusi atau Justru Memperparah Krisis Iklim?

LSM/Figur
La Nina Dinyatakan Berakhir, Bagaimana Dampaknya di Indonesia?

La Nina Dinyatakan Berakhir, Bagaimana Dampaknya di Indonesia?

Pemerintah
Pertumbuhan PLTU Batu Bara Dunia Turun, Bagaimana Indonesia?

Pertumbuhan PLTU Batu Bara Dunia Turun, Bagaimana Indonesia?

LSM/Figur
Danantara: Bisnis Pengolahan Sampah Bisa Balik Modal 5 Tahun

Danantara: Bisnis Pengolahan Sampah Bisa Balik Modal 5 Tahun

Pemerintah
KLH Tak Kesampingkan Isu Polutan Berbahaya Pemicu Kanker dari PLTSa

KLH Tak Kesampingkan Isu Polutan Berbahaya Pemicu Kanker dari PLTSa

Pemerintah
Perusahaan Jerman Tingkatkan Fasilitas Daur Ulang Tembaga Di AS

Perusahaan Jerman Tingkatkan Fasilitas Daur Ulang Tembaga Di AS

Swasta
Konsumsi BBM Lebaran 2025 Turun dari 2024, KESDM: Kendaraan Listrik Naik

Konsumsi BBM Lebaran 2025 Turun dari 2024, KESDM: Kendaraan Listrik Naik

Pemerintah
AS Keluar dari Pembicaraan Penting soal Pengurangan Polusi Kapal Laut

AS Keluar dari Pembicaraan Penting soal Pengurangan Polusi Kapal Laut

Swasta
Tak Ada Kapal Laut, 4.000 Masyarakat Adat di Enggano Terancam Terisolasi

Tak Ada Kapal Laut, 4.000 Masyarakat Adat di Enggano Terancam Terisolasi

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau