KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mengerahkan truk listrik untuk mengangkut sampah.
Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto menuturkan, truk listrik tersebut merupakan bagian dari peremajaan armada truk pengangkut sampah milik dinas.
"Tahun ini kami sudah mengadakan lima unit truk pengangkut sampah jenis compactor listrik yang ramah lingkungan dan bebas emisi," kata Asep, sebagaimana dilansir Antara, Minggu (13/4/2025).
Baca juga: Inovasi Keberlanjutan: Startup Ini Ubah Sampah Menjadi Peluang Bisnis
Dengan mengganti sebagian armada lama yang berbahan bakar fosil ke kendaraan berbasis listrik, dia menyampaikan pihaknya berupaya membangun sistem pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan dan modern.
Asep menambahkan, langkah ini juga merupakan bagian dari upaya DKI Jakarta dalam mengurangi polusi udara dan emisi karbon dari sektor transportasi, khususnya armada pengangkut sampah.
"Langkah ini menjadikan Jakarta sebagai salah satu pelopor daerah di Indonesia yang menggunakan truk sampah listrik dalam kegiatan operasional pengelolaan sampahnya," ujarnya.
Truk sampah listrik berkapasitas 6 meter kubik ini sepenuhnya menggunakan tenaga listrik dan bebas emisi.
Baca juga: Zulhas: Banyak Investor Antre untuk Kelola Sampah tapi Terkendala Aturan
Truk ini juga menggunakan sistem plug-in dan mampu memadatkan sampah secara otomatis dengan pengoperasian yang minim kebisingan.
Adapun dimensi peralatannya mencakup panjang 3.300 milimeter (mm), lebar 1.700 mm, tinggi 1.950 mm dan berat kosong kurang lebih 1.700 kg.
Daya listrik yang dibutuhkan sebesar 1,5 kilowatt (kW).
Kendaraan ini juga dilengkapi panel kendali digital, pengendali keamanan, serta unit kontrol hidrolik yang menjamin pengoperasian alat secara aman dan efisien.
Baca juga: Soal Timbunan Sampah Medis di Permukiman Karawang, DLHK: Kelalaian Rumah Sakit
"Ke depannya kita akan terus tambah lagi," ucap Asep.
Selain itu, stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) akan disiapkan di beberapa lokasi strategis seperti pool truk DLH, RDF Plant Rorotan, dan TPST Bantar Gebang.
Teknologi pengecasannya menggunakan sistem pengisian daya cepat yang memungkinkan baterai kendaraan terisi penuh hanya dalam waktu 20 hingga 30 menit.
Pihaknya juga telah melatih para operator untuk mengoperasikan kendaraan listrik ini.
"Pengoperasiannya cukup mudah dan tidak jauh berbeda dengan compactor konvensional berbahan bakar solar sehingga adaptasi berjalan lancar," papar Asep.
Baca juga: Danantara: Bisnis Pengolahan Sampah Bisa Balik Modal 5 Tahun
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya