KOMPAS.com - Pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan yang signifikan dan mengganggu kehidupan di Bumi.
Pemanasan global disebabkan oleh banyaknya emisi gas rumah kaca (ERK) yang lepas ke atmosfer sehingga panas matahari yang terperangkap di dalam Bumi semakin banyak.
Bahkan, tahun 2024 secara resmi dinyatakan sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah pencatatan, dengan kenaikan suhu global melampaui 1,5 derajat Celsius di atas masa pra-industri.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut fakta-fakta perubahan ilingkungan akibat dari pemanasan global.
Baca juga: Pemanasan Global Bikin Kadar Oksigen di Danau-danau Dunia Menurun
Semakin tinggi emisi GRK yang lepas ke atmosfer, semakin besar pula panas matahari yang terperangkap di Bumi.
Suhu yang lebih panas membuat kehidupan tidak nyaman dan meningkatkan jumlah kasus penyakit terkait panas, sekaligus mempersulit pekerjaan di luar ruangan.
Suhu yang lebih panas juga meningkatkan tingginya potensi kebakaran hutan.
Salah satu dampak pemanasan global yang paling utama adalah mencairnya es di kutub karena suhu bumi meningkat.
Dalam 30 tahun terakhir, jumlah es di kutub yang mencair akibat pemanasan global mencapai 28 triliun ton.
Selain mengganggu kehidupan kutub, mencairnya es dapat membuat permukaan air laut naik.
Baca juga: Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia
Pemanasan global membuat lapisan es di kutub semakin banyak yang mencair yang dapat menyebabkan kenaikan permukaan laut.
Kenaikan permukaan air laut mengancam orang-orang yang tinggal di pesisir dan pulau-pulau kecil.
Untuk diketahui, lautan dapat berfungsi menyerap karbon dioksida.
Namun, semakin banyaknya karbon dioksida membuat lautan menjadi lebih asam, sehingga membahayakan biota laut dan terumbu karang.
Pemanasan global menyebabkan meningkatkan kekeringan di berbagai wilayah.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya