Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moh Samsul Arifin
Broadcaster Journalist

Sejak 2006 berkecimpung di dunia broadcast journalism, dari Liputan6 SCTV, ANTV dan Beritasatu TV. Terakhir menjadi produser eksekutif untuk program Indepth, NewsBuzz, Green Talk dan Fakta Data

Kendaraan Listrik dan Dekarbonisasi

Kompas.com, 25 April 2025, 10:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Studi oleh peneliti dari Universitas Auckland, Selandia Baru dan Universitas Xiamen, China mengagetkan--kalau bukan memaksa negara-negara di dunia, terutama produsen kendaraan listrik, memeriksa kembali teknologi yang mereka miliki.

Studi yang menggunakan data dari 26 negara selama 15 tahun ini mengejutkan. Ternyata meningkatnya penggunaan kendaraan listrik malah bikin emisi CO2 melonjak. Kok bisa?

Sebab, di sejumlah negara, kendaraan listrik masih menggunakan listrik yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara atau minyak.

Penelitian ini mengabarkan bahwa dunia harus ajeg bermigrasi ke energi terbarukan--dan bukan tergoda untuk mengikuti hasutan Donald Trump untuk kembali ke energi kotor: minyak, gas dan batu bara.

Hanya ketika pangsa global pembangkit listrik dari energi terbarukan mencapai 48 persen, penggunaaan kendaraan listrik bakal menyumbang secara positif dalam mengurangi emisi CO2, sebut hasil penelitian itu (Global EV Adoption Fails to Cut CO2, www.auckdland.ac.nz).

Kabar baiknya dunia berjalan ke arah yang tepat dalam mengarahkan biduk ke sumber energi terbarukan. Pada 2024, pangsa energi terbarukan menembus 32 persen--rekor tertinggi menurut lembaga think tank energi, Ember.

Mengutip "Energy Monitor", angka ini menunjukkan kemajuan di tengah ketidakpastian ekonomi global dan kekhawatiran tentang potensi resesi--yakni pertumbuhan ekonomi minus dalam dua kuartal berturut-turut.

Penguasaan energi terbarukan itu telah melampaui pembangkit listrik tenaga gas (22 persen), tapi masih lebih kecil dari sumbangan batu bara.

Komoditas ini memasok 34 persen listrik global tahun 2024. Patut disyukuri karena kontribusi batu bara telah menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 36 persen.

Adapun tenaga nuklir menyumbang sembilan persen listrik gobal. Belakangan energi baru yang kontroversial karena mudharatnya ini makin dilirik karena dianggap akan menstabilisasi ketahanan dan keberlanjutan energi.

Baca juga: Jejak Karbon dan Pola Makan

Rekor 32 persen yang dicatat Ember, bagaimana pun adalah dampak kerja bareng secara global yang bertumpu pada Perjanjian Paris 2015. Ini tak boleh kendor. Negara-negara di dunia harus merawat komitmen bersama tadi.

Buat Indonesia, jalan meningkatkan sumbangan energi terbarukan lebih sulit. Bauran energi baru dan terbarukan di negeri kita cuma 12,5; persen.

Konteks domestik berupa efisiensi anggaran serta perubahan geopolitik ditaksir akan berpengaruh terhadap kebijakan energi Prabowo Subianto.

Tanda-tanda yang mengemuka, tenaga dan anggaran kemungkinan bakal dikerahkan untuk mengeksplorasi energi fosil. Energi terbarukan plus energi baru akan menjadi nomor sekian dibanding energi fosil demi ketahanan energi domestik dan cekaknya finansial pemerintah.

Sebut saja angka 32 persen itu sebagai tabungan. Saban tahun negara-negara di bawah langit yang makin kotor ini dituntut mencicil sumbangannya untuk menaikkan penguasaan energi terbarukan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
The Habibie Center Gandeng OAC Taiwan Perkuat Tata Kelola Sampah Laut Indo-Pasifik
The Habibie Center Gandeng OAC Taiwan Perkuat Tata Kelola Sampah Laut Indo-Pasifik
LSM/Figur
TNFD dan UN SSE Rilis Alat Pelaporan Alam untuk Bursa Saham Global
TNFD dan UN SSE Rilis Alat Pelaporan Alam untuk Bursa Saham Global
Swasta
Krisis Plastik Kian Parah, Raksasa Bisnis Dunia Sepakat Desak Regulasi Baru
Krisis Plastik Kian Parah, Raksasa Bisnis Dunia Sepakat Desak Regulasi Baru
Swasta
Cek Kesehatan Gratis Ungkap, 95 Persen Orang Indonesia Kurang Gerak, 32 Persen Obesitas
Cek Kesehatan Gratis Ungkap, 95 Persen Orang Indonesia Kurang Gerak, 32 Persen Obesitas
Pemerintah
Fenomena Aneh: Hiu Paus Muda Makin Sering Terdampar di Indonesia, Naik Lima Kali Lipat Sejak 2020
Fenomena Aneh: Hiu Paus Muda Makin Sering Terdampar di Indonesia, Naik Lima Kali Lipat Sejak 2020
LSM/Figur
Perempuan Aceh dan Peran Budaya dalam Membangun Citra Tanah Rencong di Dunia
Perempuan Aceh dan Peran Budaya dalam Membangun Citra Tanah Rencong di Dunia
LSM/Figur
Kita Tak Bisa Menghindar Lagi, Suhu Bumi Naik Minimal 2,3 Derajat Celsius
Kita Tak Bisa Menghindar Lagi, Suhu Bumi Naik Minimal 2,3 Derajat Celsius
Pemerintah
Menhut Janjikan Pengakuan 1,4 Juta Ha Hutan Adat di Forum Internasional
Menhut Janjikan Pengakuan 1,4 Juta Ha Hutan Adat di Forum Internasional
Pemerintah
36 Tambang Ilegal di Merapi Ditindak, Kemenhut Siap Pulihkan Ekosistem
36 Tambang Ilegal di Merapi Ditindak, Kemenhut Siap Pulihkan Ekosistem
Pemerintah
Lestarikan Lagi Tenunan Berpewarna Alami, BCA Libatkan 32 Penenun Songket Melayu
Lestarikan Lagi Tenunan Berpewarna Alami, BCA Libatkan 32 Penenun Songket Melayu
Swasta
COP 30: Dagang Karbon Kuno dan Terbukti Gagal, Indonesia Perlu Strategi Baru
COP 30: Dagang Karbon Kuno dan Terbukti Gagal, Indonesia Perlu Strategi Baru
LSM/Figur
Pemerintah Dinilai Punya Skema Pendanaan untuk Pensiunkan PLTU
Pemerintah Dinilai Punya Skema Pendanaan untuk Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
Atasi Batu Sandungan Emisi Sektor Energi, Pensiunkan PLTU Jadi Solusi
Atasi Batu Sandungan Emisi Sektor Energi, Pensiunkan PLTU Jadi Solusi
LSM/Figur
Kemenhut: Perambahan Ilegal Habitat Gajah di TN Kerinci Seblat Capai 4 Ha
Kemenhut: Perambahan Ilegal Habitat Gajah di TN Kerinci Seblat Capai 4 Ha
Pemerintah
Menyelamatkan Burung Laut, Menyelamatkan Lautan
Menyelamatkan Burung Laut, Menyelamatkan Lautan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau