Sementara itu, 25 persen organisasi di berbagai industri menggunakan AI untuk pemantauan energi secara real-time, dan 22 persen melacak jejak karbon mereka melalui sistem AI.
Studi ini menemukan bahwa ketika organisasi mulai mengintegrasikan AI ke dalam upaya keberlanjutan mereka, mereka seringkali melihat hasil positif yang cepat, seperti penurunan emisi atau penghematan uang.
Keberhasilan awal ini kemudian memberikan dorongan dan alasan yang kuat untuk terus berinvestasi lebih banyak dalam inisiatif keberlanjutan berbasis AI.
Proses yang disebut efek rantai sinergis ini menciptakan sebuah siklus positif di mana keberhasilan awal memicu lebih banyak tindakan dan investasi, yang mengarah pada kemajuan keberlanjutan yang berkelanjutan dan semakin meningkat.
Data tersebut juga menunjukkan ketika AI dapat diakses dan dimanfaatkan oleh berbagai departemen di seluruh perusahaan, maka manfaat dari penggunaan AI akan lebih mudah diterapkan dan dirasakan di seluruh perusahaan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya