Kolaborasi ini menghasilkan solusi berbasis ekonomi sirkular yang akan menggandeng masyarakat di 10 desa penyangga Kawasan Mandalika, lewat tiga strategi utama, yaitu:
Pengelolaan Limbah: Mengolah limbah plastik dari TPS dan bank sampah menjadi planawood dan decking, serta mengolah limbah non-organik pariwisata menjadi souvenir dan peralatan rumah tangga seperti kotak tisu, tempat peralatan makan, dan kap lampu untuk mengurangi limbah TPA dan pencemaran lingkungan.
Pelatihan dan Lokakarya: Memberdayakan masyarakat, termasuk perajin, tukang kayu, dan para penjahit untuk memproduksi souvenir dan produk bernilai lainnya dari limbah. Dengan dukungan alat dan pendampingan yang tepat, hal ini dapat meningkatkan kapasitas masyarakat lokal.
Membuka Akses Pasar: Membangun sinergi dengan para mitra seperti hotel, restoran, dan pertokoan, untuk memperluas akses pasar produk lokal berbasis keberlanjutan. Dengan begitu, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian terutama di sektor pariwisata.
Perwakilan Konsorsium Lombok Eco Kriya, Joshua Christopher Chandra menjelaskan, “dengan pendekatan Community-Based Business, kami membekali masyarakat dengan keterampilan yang disesuaikan dengan potensi daerah."
Pihaknya menargetkan 80 peserta pelatihan mampu menciptakan produk bernilai ekonomi, dan jumlah masyarakat yang terlibat dalam aktivitas bisnis bisa meningkat 25 persen sehingga dapat berkontribusi pada roda perekonomian daerah.
"Harapannya, Lombok Eco Kriya dapat menjadi ekosistem pariwisata hijau pertama di Pulau Lombok dengan melibatkan minimal 10 institusi di sektor pariwisata,” ungkapnya.
Baca juga: Genjot Pariwisata-UMKM Makassar, Mahasiswa Didorong Jadi Kreator Konten
Monica berharap, Lombok Eco Kriya, menjadi ruang kolaborasi, ruang belajar, dan ruang uji coba bagi semua pemangku kepentingan untuk mengembangkan pariwisata di KEK Lombok untuk masyarakat Lombok dan untuk Indonesia.
"Sudah saatnya kita Berani untuk Berdaya, terbebas dari cara penyelesaian lama sehingga mampu untuk berkreasi dan maju bersama,” tutup Monica.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya