JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Saguling, Jawa Barat, yang dikembangkan PLN Indonesia Power dan ACWA Power.
Dana untuk pengembangan, kontruksi, hingga pengoperasian akan dilakukan lembaga pembiayaan pembangunan Jerman DEG, lembaga pembiayaan pembangunan Prancis PROPARCO, dan Standard Chartered Bank.
Proyek tersebut memobilisasi pendanaan sebesar 60 juta dollar AS untuk Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia.
“Investasi di PLTS Terapung Saguling bukan sekadar proyek pembangkit listrik tenaga surya,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Rabu (30/4/2025).
Baca juga: Lanjutkan JETP, Pemerintah Bentuk Satgas Transisi Energi dan Ekonomi Hijau
“Ini merupakan simbol semangat kolaboratif antara pemerintah Indonesia, internasional, dan sektor swasta untuk mempercepat transisi menuju energi bersih sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” imbuh dia.
Airlangga menjelaskan, PLTS Saguling bakal dibangun di Jawa Barat dengan kapasitas terpasang mencapai 92 MegaWatt peak (MWp). Dengan begitu, pembangkit ini bisa mengurangi emisi karbon hingga 63.100 ton per tahun.
Menurut Airlangga, pengembangan PLTS Terapung Saguling akan mampu meningkatkan produksi listrik dari tenaga surya di hingga sekitar 13 persen.
Dia lalu menyampaikan apresiasi atas kepercayaan dan dukungan dari para investor maupun lembaga keuangan yang meyakini potensi energi terbarukan di dalam negeri.
Baca juga: AS Keluar dari JETP, Pemerintah Perlu Tarik Investasi Besar untuk Transisi Energi
“Saya ingin mengajak semua pihak untuk terus memperkuat kolaborasi, terus berinovasi, dan menjaga semangat optimisme dalam perjalanan kita menuju masa depan energi yang bersih, berkelanjutan, dan adil bagi Indonesia,” tutur Airlangga.
Pihaknya pun berkomitmen untuk mendorong terciptanya iklim investasi yang kondusif bagi pengembangan energi terbarukan.
Reformasi regulasi, pemberian insentif, dan penguatan kemitraan antara sektor publik serta swasta menjadi bagian penting dari strategi nasional mencapai net zero emission pada 2060.
Sementara itu, Duta Besar Peransi untuk Indonesia, Fabien Penone, menyampaikan bahwa negaranya hingga kini terus mendukung transisi energi di Indonesia melalui JETP.
Pembiayaan yang dilakukan oleh lembaga keuangan pembangunan Prancis PROPARCO untuk PLTS Terapung Saguling menunjukkan komitmen mengembangkan EBT. Hal senada disampaikan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey, bahwa proses transisi energi terus menunjukkan perkembangan.
Baca juga: AS Mundur dari JETP, Kedubes Pastikan Kerjasama Energi dengan RI Tetap Jalan
“Inggris juga berkomitmen untuk mendukung upaya transisi energi yang dilakukan Indonesia, salah satunya melalui kemitraan strategis JETP,” ujar Jermey.
Sebagai informasi, JETP adalah upaya bersama antara pemerintah RI dan International Partners Group (IPG), termasuk Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ).
Pembentukan JETP Indonesia yang diluncurkan pada 2022 bertujuan memobilisasi pendanaan guna mempercepat transisi energi ramah lingkungan, memfasilitasi penerapan energi yang ramah lingkungan dan terjangkau sehingga dapat memberikan manfaat bagi perekonomian.
Pemerintah Kanada, Denmark, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Norwegia, dan Uni Eropa membentuk IPG yang berkomitmen untuk mendukung JETP Indonesia melalui pendanaan pembangunan. Pada awal 2025, Jerman mengambil alih kepemimpinan IPG di JETP Indonesia bersama Jepang.
Baca juga: AS Resmi Tarik Diri dari JETP, Indonesia Salah Satu yang Terdampak
Melalui kelompok kerja yang dibentuk oleh GFANZ, lembaga keuangan terkemuka seperti Standard Chartered, berkomitmen untuk memobilisasi pendanaan swasta dan memfasilitasi investasi guna mendukung transisi energi Indonesia bersama dengan IPG.
Kolaborasi IPG dengan sejumlah lembaga keuangan akan memobilisasi pendanaan hingga 20 miliar dollar AS.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya