Sementara anggota DMAA mendapat skor sedikit lebih baik secara keseluruhan, hanya tiga dari delapan anggota yang telah menerbitkan target emisi hingga April tahun ini.
Aliansi tersebut mengharuskan para anggotanya untuk berkomitmen dalam mengukur dan menghitung emisi metana susu di seluruh rantai pasokan mereka, mengungkapkan emisi tersebut setiap tahun untuk menjadi tolok ukur kemajuan, dan menerbitkan rencana aksi terperinci untuk menekan emisi tersebut dari waktu ke waktu.
Selain itu, laporan tersebut menyoroti bahwa strategi industri terus mengutamakan perbaikan teknis, seperti aditif pakan dan biogas, daripada perubahan atau regulasi sistemik.
Baca juga: IEA: Emisi Metana Tambang Batu Bara Indonesia Terbesar Ketiga Dunia
Laporan tersebut mengkritik perusahaan karena menghabiskan lebih banyak biaya untuk PR daripada solusi iklim yang nyata, yang memungkinkan apa yang disebutnya sebagai "keistimewaan pertanian," di mana sektor tersebut menghindari aturan iklim yang diterapkan pada energi dan transportasi.
"Audit kami menunjukkan bahwa kata-kata manis dari bisnis dan beberapa tindakan sukarela hanyalah omong kosong belaka. Pemerintah akhirnya harus mengambil tindakan tegas dan menetapkan pemotongan metana berbasis sains untuk sektor pertanian," ungkap Kepala eksekutif Changing Markets, Nusa Urbancic.
Lebih lanjut, sebanyak 150 pemerintah yang telah menandatangani Global Methane Pledge untuk memangkas emisi pada tahun 2030.
Akan tetapi laporan tersebut memperingatkan bahwa target tersebut mungkin tidak tercapai jika industri susu tidak segera mengambil tindakan.
Untuk itu lembaga nirlaba tersebut mendesak perusahaan susu untuk mengurangi metana setidaknya 30 persen pada tahun 2030, sejalan dengan perjanjian.
Lembaga juga merekomendasikan agar kedai kopi menjual susu alternatif dengan harga yang sama dengan susu untuk mendorong perubahan perilaku konsumen.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya