Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konservasi Bukan Beban, Model Pelestarian Hiu Paus Bisa Jadi Strategi Nasional

Kompas.com - 12/06/2025, 11:02 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Ketua Komisi IV DPR RI yang membidangi perikanan, konservasi, dan kebijakan kelautan, Siti Hediati Soeharto (Titiek), mengatakan bahwa semua pihak harus bekerja sama untuk memperkuat ekowisata dan perikanan berkelanjutan.

Pernyataan ini disampaikannya menyusul rencana pengembangan Kawasan Konservasi Laut (KKL) berbasis hiu paus di Bentang Laut Sunda Kecil (BLSK). Inisiatif ini dirancang tidak hanya untuk melindungi spesies laut kunci, tetapi juga untuk menopang ekonomi masyarakat pesisir secara berkelanjutan melalui konservasi yang terintegrasi dengan pariwisata dan perikanan.

Titiek menyebut, Indonesia bangga mengusung visi untuk melindungi 30 persen wilayah laut pada tahun 2045, termasuk kawasan BLSK, yang dikenal sebagai habitat penting hiu paus dan wilayah dengan ekosistem terumbu karang yang kaya.

“Kawasan ini tidak hanya penting secara ekologis, tetapi juga menopang perikanan skala kecil dan mata pencaharian yang memiliki nilai budaya,” ujar Titiek, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis pada Rabu (11/6/2025).

Baca juga: Spesies Baru Begonia Ditemukan di Kalimantan, Berduri seperti Cakar Kucing

Menurutnya, pendekatan KKL berbasis hiu paus sangat menjanjikan manfaat yang inklusif karena menghubungkan konservasi keanekaragaman hayati dengan pengembangan pariwisata berkelanjutan, sektor perikanan, dan penciptaan lapangan kerja lokal.

Oleh sebab itu, ia menegaskan bahwa DPR akan menjalankan fungsi pengawasan anggaran dan memastikan akuntabilitas publik agar KKL dikelola secara baik dan mendapat dukungan masyarakat.

Titiek juga menekankan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari gerakan nasional yang lebih luas dan didukung oleh kerja sama internasional. Melalui keanggotaannya di Caucus Kelautan Indonesia, ia menyatakan siap bekerja lintas partai untuk memperkuat kebijakan kelautan dan alokasi sumber daya.

Lebih lanjut, ia menyebut model konservasi berbasis hiu paus ini patut ditiru, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di kawasan Segitiga Terumbu Karang dan wilayah lainnya untuk keberlanjutan ekosistem dikawasan yang kaya akan keanekaragaman hayatinya.

“Konservasi bukanlah beban. Konservasi adalah investasi, dan ini adalah tanggung jawab bersama kita untuk menjaga keberlanjutan,” pungkas Titiek.

Baca juga: Palem Raja Ampat Sudah Critically Endangered, Kini Tambang Datang Menghantam

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
BrandzView
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
LSM/Figur
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Pemerintah
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan 'Green Job'
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan "Green Job"
Swasta
500 Warga Lokal Tambang Emas Ilegal di Area Hutan Dekat Sirkuit Mandalika
500 Warga Lokal Tambang Emas Ilegal di Area Hutan Dekat Sirkuit Mandalika
Pemerintah
DIgitalisasi Bisa Bantu Petani Sawit Indonesia Hadapi Aturan Ketertelusuran
DIgitalisasi Bisa Bantu Petani Sawit Indonesia Hadapi Aturan Ketertelusuran
Swasta
Suhu Laut Alor Tiba-Tiba Turun Drastis hingga Ikan-ikan Pingsan, BRIN Ungkap Penyebabnya
Suhu Laut Alor Tiba-Tiba Turun Drastis hingga Ikan-ikan Pingsan, BRIN Ungkap Penyebabnya
Pemerintah
Investasi 14 Miliar Dollar AS Diperlukan untuk Pulihkan Hutan Kelp Global
Investasi 14 Miliar Dollar AS Diperlukan untuk Pulihkan Hutan Kelp Global
Swasta
Kemenhut: Sulit Berantas Tambang Ilegal di TNGHS yang Jadi Mata Pencaharian
Kemenhut: Sulit Berantas Tambang Ilegal di TNGHS yang Jadi Mata Pencaharian
Pemerintah
Kemenhut Temukan 411 Lubang Tambang Emas Ilegal di Gunung Halimun Salak
Kemenhut Temukan 411 Lubang Tambang Emas Ilegal di Gunung Halimun Salak
Pemerintah
Menteri LH: Tambang Picu Dampak Serius, Aktivitasnya Harus Dikawal Kembali
Menteri LH: Tambang Picu Dampak Serius, Aktivitasnya Harus Dikawal Kembali
Pemerintah
Di Balik Sunyi Rawa Gambut Ketapang: Perjuangan Warga Menantang Api Karhutla
Di Balik Sunyi Rawa Gambut Ketapang: Perjuangan Warga Menantang Api Karhutla
LSM/Figur
PBB: Emisi Dunia Hanya Turun 10 Persen, Gagal Capai Target 60 Persen
PBB: Emisi Dunia Hanya Turun 10 Persen, Gagal Capai Target 60 Persen
Pemerintah
22 Pabrik Cikande Rampung Didekontaminasi, Kini Bisa Beroperasi Kembali
22 Pabrik Cikande Rampung Didekontaminasi, Kini Bisa Beroperasi Kembali
Pemerintah
KLH Bakal Cek Kerusakan Ekosistem akibat Tambang Emas Ilegal di Gunung Salak
KLH Bakal Cek Kerusakan Ekosistem akibat Tambang Emas Ilegal di Gunung Salak
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau