Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah: Cadangan Energi Terbarukan Indonesia Capai 3,6 TW

Kompas.com - 13/06/2025, 13:38 WIB
Eriana Widya Astuti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia memiliki cadangan energi terbarukan hingga 3,6 teraWatt (TW). Potensi ini dinilai dapat dapat memperluas akses energi dan mempercepat transisi menuju energi bersih.

Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Andriah Feby Misna mengatakan penting untuk memanfaatkan energi terbarukan yang melimpah karena sumber energi fosil yang selama ini diandalkan kian terbatas dan belum mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia secara merata.

Ia menyebut transisi energi juga bagian dari strategi mencapai target nasional Net Zero Emission pada 2060.

“Pada tahun 2025, kita memiliki target untuk mencapai 17–15 persen bauran energi terbarukan,” ujarnya, Kamis (12/6/2025).

Lebih lanjut, Feby menjelaskan sejumlah langkah konkret yang tengah didorong pemerintah salah satunya adalah pengembangan pembangkit energi terbarukan yang pada 2024 tercatat mencapai kapasitas sekitar 14.800 Megawatt (MW).

Kedua, dari sisi bioenergi, pemerintah memperluas mandatori biodiesel, dari B35 pada 2024 menjadi B40 pada 2025.

Ketiga, penguatan manajemen energi di sektor industri, bangunan, dan rumah tangga. Dalam hal ini, ia menyebut adanya perubahan regulasi dari Permen ESDM Nomor 70 Tahun 2009 menjadi Permen Nomor 33 Tahun 2023, yang mewajibkan bangunan dengan konsumsi energi di atas 500 ton oil equivalent (TOE) dan industri di atas 4.000 TOE untuk menerapkan manajemen energi.

“Di sektor rumah tangga, manajemen energi dilakukan melalui penerapan standar kinerja energi minimum pada beberapa produk,” jelasnya.

Hingga saat ini, ada delapan produk rumah tangga yang sudah memiliki label hemat energi, seperti AC, lemari pendingin, lampu LED, penanak nasi, dan lainnya.

Feby tidak menampik bahwa transisi energi menghadapi tantangan besar, mulai dari keterbatasan infrastruktur hingga masalah regulasi dan pendanaan.

“Indonesia adalah negara kepulauan, jadi pembangunan transmisi antarwilayah menjadi tantangan utama dalam pemerataan akses listrik,” ujar Feby.

Ia menambahkan, kesiapan industri energi serta penerimaan publik terhadap perubahan ini juga menjadi pekerjaan rumah yang tidak kecil.

Rencana Dorong PLTS, Bayu, dan Biofuel

Sebelumnya, pemerintah telah merilis Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 pada akhir Mei lalu.

Dalam RUPTL disebutkan bahwa tambahan kapasitas pembangkit energi terbarukan diproyeksikan hingga 42,5 GW dan pembangunan sistem penyimpanan energi (storage) sebesar 10,2 GW.

Rinciannya meliputi PLTS (17 GW pada 2030), PLTA (11,7 GW), hidrogen (11 GW), pembangkit bayu (7 GW), serta energi laut sebesar 40 MW. Sementara itu, target serapan biofuel diproyeksikan mencapai 13,5 juta kiloliter pada 2025, dan meningkat menjadi 17 juta kiloliter pada 2029.

“Transisi ini bukan hanya soal teknologi atau angka, tapi soal bagaimana semua pihak bisa bergerak bersama untuk memastikan energi bersih dapat diakses secara luas dan berkelanjutan,” ujarnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Indonesia Bisa Jadi Eksportir Hidrogen Bersih, Ada 4 Penentu Kesuksesannya
Indonesia Bisa Jadi Eksportir Hidrogen Bersih, Ada 4 Penentu Kesuksesannya
LSM/Figur
Hidrogen Hijau Mahal, PLN Minta Pemerintah Tiru Jepang
Hidrogen Hijau Mahal, PLN Minta Pemerintah Tiru Jepang
BUMN
Cara Hitung “Bagian Adil” Terkait Aksi Iklim Bias, Negara Kaya Diuntungkan
Cara Hitung “Bagian Adil” Terkait Aksi Iklim Bias, Negara Kaya Diuntungkan
LSM/Figur
Studi: Petani Sawit Mandiri Indonesia Tersisih dari Pasar Berkelanjutan
Studi: Petani Sawit Mandiri Indonesia Tersisih dari Pasar Berkelanjutan
LSM/Figur
Mengurai Strategi Hijau ASDP untuk Ferry Inklusif dan Berkelanjutan
Mengurai Strategi Hijau ASDP untuk Ferry Inklusif dan Berkelanjutan
BUMN
Dulu Melindungi, Kini Mencemari: Masker Covid-19 Jadi Masalah Global
Dulu Melindungi, Kini Mencemari: Masker Covid-19 Jadi Masalah Global
LSM/Figur
CarbonEthics Hitung Jejak Karbon AIGIS 2025, Capai 98,58 Ton CO2e
CarbonEthics Hitung Jejak Karbon AIGIS 2025, Capai 98,58 Ton CO2e
Swasta
BNPB: Banjir Bali Tunjukkan Kompleksitas Iklim, Bencana Hidrometeorologi, dan Prakiraan Cuaca
BNPB: Banjir Bali Tunjukkan Kompleksitas Iklim, Bencana Hidrometeorologi, dan Prakiraan Cuaca
Pemerintah
KLH Proyeksikan 4,8 Juta Ton CO2 Bisa Dijual di Pasar Karbon
KLH Proyeksikan 4,8 Juta Ton CO2 Bisa Dijual di Pasar Karbon
Pemerintah
Krisis Iklim, DBD Merebak, Ada 4,6 Juta Tambahan Kasus per Tahun
Krisis Iklim, DBD Merebak, Ada 4,6 Juta Tambahan Kasus per Tahun
LSM/Figur
Ironi Perikanan Indonesia: Produk Buruk, Penduduk Pesisir Stunting
Ironi Perikanan Indonesia: Produk Buruk, Penduduk Pesisir Stunting
Pemerintah
6 Tersangka Penambang Emas Ilegal di TN Meru Betiri Terancam 15 Tahun Penjara
6 Tersangka Penambang Emas Ilegal di TN Meru Betiri Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Dari Limbah Jadi Harapan: Program FABA PLN Buka Jalan Kemandirian Warga Binaan
Dari Limbah Jadi Harapan: Program FABA PLN Buka Jalan Kemandirian Warga Binaan
BUMN
Hari Ozon Sedunia, Belantara Foundation Gandeng Vanfu Tanam Pohon di Riau
Hari Ozon Sedunia, Belantara Foundation Gandeng Vanfu Tanam Pohon di Riau
LSM/Figur
Di Tengah Gencarnya Jargon Karbon Biru, Mangrove dan Lamun Menyusut
Di Tengah Gencarnya Jargon Karbon Biru, Mangrove dan Lamun Menyusut
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau