Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ESG Bukan Lagi Kewajiban tetapi Mesin Inovasi dan Pertumbuhan

Kompas.com - 14/06/2025, 13:44 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - CEO Prasetiya Mulya Executive Learning Institute (Prasmul-eli), Citra Junika Siregar, menilai environmental, social, and governance atau ESG tak bisa lagi dianggap sebagai kewajiban ataupun beban. Menurut dia, prinsip ini perlu dilihat sebagai mesin inovasi dan pertumbuhan.

“Kita tidak sedang berbicara soal kewajiban, tapi tentang bagaimana ESG bisa jadi pembuka jalan ke peluang pasar baru, efisiensi biaya, dan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan," ujar Citra dalam keterangannya, Sabtu (14/6/2025).

Hal ini disampaikan Citra saat menghadiri acara Kopi Darat Komunitas ESG bertajuk ESG as a Catalyst for Innovation & Growth yang digelar bersama Indonesian ESG Professional Association (IEPA).

Pihaknya menyatakan bahwa ESG bukan lagi soal regulasi atau laporan keberlanjutan yang penuh jargon, melainkan tentang inovasi, pertumbuhan, dan masa depan bisnis yang lebih cerdas.

Baca juga: Tantangan ESG dan Arah Baru Tata Kelola Mineral Kritis Indonesia

Senada dengan Citra, para pembicara dari berbagai sektor berbagi kisah bagaimana perusahaan mereka menanggapi tantangan ESG dengan pendekatan inovatif.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Itu dimulai dari penerapan energi terbarukan, model bisnis sirkular, hingga kolaborasi dengan startup untuk menciptakan solusi yang terukur.

Herry Ginanjar selaku Ketua IEPA, mengajak peserta melihat perjalanan Komunitas ESG sejak 2022. Dari pertemuan kecil berisi 10 orang, kini komunitas telah menjaring hampir 800 anggota aktif lintas sektor, pemerintah, swasta, akademisi, investor, hingga LSM.

Namun, ia menggarisbawahi tantangan besar yang masih dihadapi.

“Masih banyak perusahaan yang memandang ESG sebagai biaya. Kolaborasi lintas sektor belum optimal. Dan regulasi masih dalam tahap berkembang. Tapi di sinilah letak peluang kami untuk mengubah perspektif dan membangun ekosistem yang mampu menjawab tantangan secara kolektif,” papar Herry.

Baca juga: Ketika ESG Gagal Menyentuh UMKM

Sesi presentasi dalam pertemuan tersebut berlangsung dinamis. Beberapa peserta memanfaatkan Duren Party di sesi networking untuk bertukar ide proyek kolaboratif.

Momen penandatanganan MoU antara IEPA dengan Prasmul-eli menjadi simbol nyata komitmen kedua instansi untuk terus membangun ruang akademik yang relevan dan berdampak dalam memajukan ESG di Indonesia.

Para peserta bersepakat bahwa ESG tidak bisa lagi dianggap sebagai agenda sampingan, tetapi jantung baru strategi bisnis modern serta cara baru melihat peluang

Sebagai informasi, Indonesian ESG Professional Association adalah asosiasi independen yang didirikan untuk menghimpun dan memberdayakan para profesional yang bergerak di bidang ESG.

Baca juga: Peran Asosiasi Profesional di Bidang ESG Semakin krusial

Dengan fokus pada praktik, kebijakan, dan pengembangan sumber daya manusia, IEPA mendorong terciptanya pembangunan berkelanjutan yang berintegritas dan berbasis kolaborasi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Pemerintah
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
LSM/Figur
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Pemerintah
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
BUMN
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Swasta
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
LSM/Figur
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau