Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GAPKI Gandeng IPOSS untuk Perkuat Sawit Indonesia di Tingkat Dunia

Kompas.com - 19/06/2025, 20:15 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) bekerja sama dengan Indonesian Palm Oil Strategic Studies (IPOSS) guna memperkuat posisi dan citra industri sawit Indonesia secara global.

Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono, mengatakan bahwa hal tersebut diharapkan dapat menjawab tantangan keberlanjutan serta mengubah persepsi negatif terhadap industri sawit.

"Seiring meningkatnya tantangan global terhadap keberlanjutan dan citra industri sawit, GAPKI menyadari pentingnya kolaborasi lintas lembaga untuk memperkuat posisi dan kontribusi sawit Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri," ungkap Eddy dalam keterangannya, Kamis (19/6/2025).

Eddy menilai IPOSS merupakan mitra yang tepat untuk menjawab tantangan itu. Sehingga, kedua lembaga sepakat menandatangani nota kesepahaman atau MoU.

Baca juga: Menteri LH Minta Industri Sawit Berkoordinasi untuk Mitigasi Karhutla

Kesepakatan tersebut mencakup pengembangan basis data industri sawit, strategi komunikasi industri, serta riset dan advokasi kebijakan.

"Ini adalah ruang lingkup yang sangat krusial dalam mendorong satu narasi tunggal dan data yang akurat, guna mendukung pengambilan keputusan serta memperkuat pemahaman publik terhadap peran strategis kelapa sawit," papar Eddy.

Pihaknya meyakini, kerja sama dengan IPOSS akan memberikan kontribusi nyata pada penguatan kapasitas kelembagaan, peningkatan sumber daya manusia petani, hingga fasilitasi kemitraan usaha perkebunan sawit yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Eddy berharap, dengan menggandeng IPOSS industri sawit Indonesia terus menjadi motor penggerak perekonomian nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Baca juga: Menteri LH: Kelapa Sawit Bisa Jadi Lebih Ramah Lingkungan

"Kolaborasi ini juga menjadi langkah proaktif dalam membangun narasi positif dan berbasis data yang kuat untuk membela sawit di mata dunia," ucap dia.

Sementara itu, Ketua Pengurus IPOSS, Nanang Hendarsah, mengapresiasi GAPKI karena kepercayaan dan komitmen yang terjalin.

Menurut Nanang, MoU bukan sekadar bentuk formal dari sebuah kesepakatan, melainkan penanda semangat bersama dalam memperkuat industri sawit nasional. Dia berpandangan, komoditas kelapa sawit menghadapi tantangan yang sulit.

"Mulai dari regulasi global seperti EUDR, kebutuhan hilirisasi, hingga produktivitas yang perlu terus ditingkatkan," ujar Nanang.

Sehingga itulah pentingnya kolaborasi berbasis riset, advokasi, dan komunikasi.

Baca juga: EUDR Diskriminatif, tetapi Pemerintah Tegaskan Komitmen Sawit Berkelanjutan

"IPOSS berharap kemitraan ini tidak berhenti pada seremoni. Tetapi menjadi langkah awal dari gerakan bersama yang lebih konkret di lapangan, memberdayakan petani, memperkuat data, dan menjaga keberlanjutan industri sawit Indonesia," pungkas Nanang.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Mengapa Kita Perlu Serius Memikirkan Audit AI
Mengapa Kita Perlu Serius Memikirkan Audit AI
LSM/Figur
BKSDA Ungkap Ada 42 Harimau Sumatera di Bengkulu, Bukti Seblat Masih Habitat Penting
BKSDA Ungkap Ada 42 Harimau Sumatera di Bengkulu, Bukti Seblat Masih Habitat Penting
Pemerintah
80 Hektare Lahan di Sumsel Rusak, Diduga karena Praktik Pembakaran
80 Hektare Lahan di Sumsel Rusak, Diduga karena Praktik Pembakaran
Pemerintah
Dari Konsumtif ke Produktif, Cara Membangun Budaya Keberlanjutan Sejak Dini
Dari Konsumtif ke Produktif, Cara Membangun Budaya Keberlanjutan Sejak Dini
Swasta
Astra Otopart Raih ESG Award dari Yayasan KEHATI
Astra Otopart Raih ESG Award dari Yayasan KEHATI
Swasta
Kabul, Afghanistan: Kota Pertama di Dunia yang Mungkin Bakal Kehabisan Air
Kabul, Afghanistan: Kota Pertama di Dunia yang Mungkin Bakal Kehabisan Air
Swasta
Menteri LH: Teknologi Kunci Atasi Karhutla, Deteksi Dini hingga Modifikasi Cuaca
Menteri LH: Teknologi Kunci Atasi Karhutla, Deteksi Dini hingga Modifikasi Cuaca
Pemerintah
Tinggal 3 Tahun, Kita Kehabisan Waktu Atasi Krisis Iklim jika Tak Gerak Cepat
Tinggal 3 Tahun, Kita Kehabisan Waktu Atasi Krisis Iklim jika Tak Gerak Cepat
LSM/Figur
Dukung Komitmen Iklim Nasional, TSE Group Resmikan Pembangkit Biogas Kurangi Emisi dan Konsumsi Solar
Dukung Komitmen Iklim Nasional, TSE Group Resmikan Pembangkit Biogas Kurangi Emisi dan Konsumsi Solar
Swasta
eMaggot, Platform Jual Beli Online Maggot untuk Pengolahan Sampah
eMaggot, Platform Jual Beli Online Maggot untuk Pengolahan Sampah
Pemerintah
4.700 Hektare Bekas Lahan Sawit di Tesso Nilo Kembali Ditanami
4.700 Hektare Bekas Lahan Sawit di Tesso Nilo Kembali Ditanami
Pemerintah
Perkuat Sabuk Hijau Hadapi Krisis Iklim, Pemprov DKI Jakarta Tanam 10.000 Mangrove di 4 Pesisir
Perkuat Sabuk Hijau Hadapi Krisis Iklim, Pemprov DKI Jakarta Tanam 10.000 Mangrove di 4 Pesisir
Pemerintah
Dalam 3 Bulan, 4700 Hektare Sawit di Tesso Nilo Telah Dimusnahkan
Dalam 3 Bulan, 4700 Hektare Sawit di Tesso Nilo Telah Dimusnahkan
Pemerintah
Terobosan Formula E, Olahraga Pertama dengan Sertifikasi Net Zero BSI
Terobosan Formula E, Olahraga Pertama dengan Sertifikasi Net Zero BSI
Swasta
Pakar Katakan, Intervensi Iklim di Laut Sia-sia jika Tata Kelolanya Masih Sama Buruknya
Pakar Katakan, Intervensi Iklim di Laut Sia-sia jika Tata Kelolanya Masih Sama Buruknya
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau