Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/06/2025, 13:19 WIB
Aningtias Jatmika,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Indah, multifungsi, dan renewable. Itulah tiga kata yang membuat mata Ratih Damayanti berbinar kala ia diminta mendeskripsikan pohon. Perempuan berkaca mata itu kini menjabat sebagai Direktur Kebijakan Lingkungan Hidup Kemaritiman, Sumber Daya Alam, dan Ketenaganukliran Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Akhir 90-an menjadi momen jatuh cinta pertama Ratih pada pohon. Saat itu, ia aktif tergabung dalam komunitas pencinta alam.

Pengalaman tersebut membuka pemahaman Ratih bahwa pohon bukan sekadar komoditas. Pohon adalah makhluk hidup dengan metabolisme unik sehingga bisa memberikan manfaat besar bagi kehidupan—salah satunya sebagai penghasil utama oksigen yang amat dibutuhkan manusia.

Dari situ, perempuan berkaca mata ini mantap masuk Program Studi Teknologi Hasil Hutan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 1998.

Anatomi kayu lantas menjadi mata kuliah favorit hingga mengantar Ratih berkiprah sebagai Peneliti Ahli Utama Ilmu Kayu dan Teknologi Hasil Hutan, Anatomi dan Kualitas Lignoselulosa, serta Forensik Lignoselulosa

“Saat itu, saya mau kerja atau kuliah di tempat yang saya masih bisa ke hutan. Sesimpel itu,” kenang Ratih saat ditemui Kompas.com di kantor BRIN, Jakarta, Rabu (14/5/2025).

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Sebagai informasi, anatomi kayu adalah ilmu yang mempelajari struktur internal kayu, baik secara makroskopis yang dilihat dengan mata telanjang atau kaca pembesar maupun mikroskopis yang dilihat dengan mikroskop.

Anatomi kayu memainkan peran penting dalam identifikasi spesies kayu, yakni salah satu ilmu botani terapan di bidang kehutanan. Di Indonesia, ilmu ini berperan penting mengingat negara ini memiliki keanekaragaman kayu yang tinggi. Antarjenis kayu pun sukar dibedakan. Untuk itu, anatomi kayu merupakan metode dasar untuk menentukan jenis kayu.

Ratih memanfaatkan perangkat portable Wood Identifier (WIDer) sebagai salah satu metode identifikasi kayu.Istimewa Ratih memanfaatkan perangkat portable Wood Identifier (WIDer) sebagai salah satu metode identifikasi kayu.

Ratih menjelaskan, setiap jenis kayu memiliki ciri anatomi yang unik, seperti ukuran dan pola pembuluh, keberadaan parenkim, bentuk serabut, serta pola sinar kayu.

Ciri-ciri itu bisa digunakan sebagai "sidik jari" biologis untuk mengenali spesies, bahkan jika kayu tersebut sudah diolah, misalnya menjadi mebel atau bahan bangunan.

Baca juga: Plana Gunakan Mesin Ramah Lingkungan untuk Produksi Material Pengganti Kayu

Identifikasi kayu, termasuk lewat identifikasi anatomi, menjadi kunci penting untuk kebutuhan industri dan penelitian. Lebih dari itu, ilmu tersebut juga berperan penting dalam bioforensik.

“Anatomi kayu dapat membantu peneliti melacak asal kayu dan mengidentifikasikannya untuk memerangi pembalakan liar. Identifikasi kayu juga dapat diterapkan pada kayu yang menjadi alat bukti sah di pengadilan,” papar Ratih.

Cek sidik jari pohon lewat aplikasi

Kegigihan Ratih mempelajari anatomi kayu menghasilkan database ratusan ribu kayu yang tersimpan rapi di Xylarium Bogoriense di Bogor, Jawa Barat.

Berkat tangan dingin Ratih dan rekan-rekan penelitinya, Xylarium Bogoriense menjelma menjadi perpustakaan kayu terbesar di dunia—mengungguli Belanda dan Amerika Serikat—dengan 193.000 sampel kayu. Dari jumlah ini, lebih dari 3.600 spesies tumbuhan berkayu tersebar di Indonesia.

Database kayu yang begitu banyak kemudian mendorong Ratih dan sejumlah peneliti lain untuk menciptakan alat yang memudahkan identifikasi pada 2017. Alat ini diberi nama WoodID yang kemudian disebut Alat Identifikasi Kayu Otomatis (AIKO). AIKO sendiri telah hadir dalam bentuk aplikasi yang dapat diunduh di Google Play.

AIKO, alat berbasis computer vision yang berfungsi untuk memeriksa gambar penampang kayu hasil pemotretan.LIPI AIKO, alat berbasis computer vision yang berfungsi untuk memeriksa gambar penampang kayu hasil pemotretan.

Kolaborasi antara Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)—tempat Ratih bekerja sebelumnya—pada akhirnya membawa AIKO menjadi “juru selamat” dalam identifikasi kayu.

Untuk diketahui, AIKO merupakan alat berbasis computer vision yang berfungsi untuk memeriksa gambar penampang kayu hasil pemotretan, lalu mencocokkannya dengan gambar serupa yang telah tersimpan di cloud atau server.

Aplikasi itu memberikan informasi yang sangat lengkap mengenai kayu tersebut, mencakup nama lokal, nama latin, nama dagang, klasifikasi, berat jenis, kelas kekuatan, kelas keawetan, dan potensi penggunaannya.

Baca juga: Petani NTB Ungkap Manfaat Tanaman Bioteknologi, Hemat dan Tahan Kering

 

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Pemerintah
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
LSM/Figur
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Pemerintah
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
BUMN
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Swasta
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
LSM/Figur
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau