Hewan penggali lainnya, seperti anjing padang rumput di Amerika Utara atau aardvark di Afrika, telah menunjukkan manfaat serupa dalam membentuk lingkungan mereka.
Hewan-hewan ini disebut "insinyur ekosistem" karena mereka secara fisik mengubah lingkungan mereka untuk mendukung kehidupan lainnya.
Mengingat meningkatnya jumlah kebakaran di seluruh dunia, temuan ini menjadi hal yang penting.
Kebakaran hutan di AS membakar hampir 10 juta hektar pada tahun 2023, dan kerusakan serupa terjadi di Australia, Eropa, dan sebagian Afrika.
Kemampuan hewan seperti trenggiling untuk mempercepat pemulihan pun dapat menjadi alat penting bagi pengelola lahan dan konservasionis.
Meskipun penting, kedelapan spesies trenggiling kini terancam punah. Perburuan liar dan hilangnya habitat telah menurunkan jumlah mereka begitu rendah sehingga kebanyakan orang tidak akan pernah melihatnya di alam liar.
"Trenggiling bertindak seperti spesies payung yang menopang seluruh ekosistem. Begitu mereka punah itu akan memengaruhi banyak spesies yang bergantung padanya," kata Song Sun, peneliti utama studi ini.
"Jika kita melindungi trenggiling, kita memberi hutan peluang yang lebih baik untuk pulih dan bahkan mungkin tumbuh subur," tambahnya.
Baca juga: 29 Kg Sisik Trenggiling dan Kayu Gaharu Diamankan, 4 Pelaku Ditangkap
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya