KOMPAS.com - Pegiat konservasi Akbar Ario Digdo menyoroti pentingnya menjaga ekosistem padang lamun di Indonesia.
CEO YAPEKA tersebut menyampaikan, salah satu pentingnya menjaga ekosistem padang lamu adalah untuk upaya konservasi satwa, termasuk dugong yang terancam punah.
Hal tersebut disampaikan Akbar dalam diskusi Pekan Keanekaragaman Hayati 2024 yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Kamis (16/5/2024).
Baca juga: EUDR: Antara Berkah dan Musibah bagi Indonesia
Akbar menjelaskan, dugong yang habitatnya banyak ditemukan di Indonesia terancam karena aktivitas manusia.
"Problem terbesar kita salah satunya karena lamun itu jaraknya tidak jauh dari permukiman, artinya sangat mungkin diuruk dijadikan infrastruktur," ujar Akbar, sebagaimana dilansir Antara.
Kondisi tersebut membuat lamun yang menjadi sumber pangan bagi dugong menjadi terancam.
Kehadiran lamun yang tidak jauh dari permukiman masyarakat juga membuat dugong berpotensi besar berinteraksi dengan manusia.
Baca juga: Atasi Dampak Perubahan Iklim, Ekosistem Padang Lamun Perlu Dipulihkan
Pria yang menjadi anggota Komisi Penyelamatan Spesies International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) itu menjelaskan, meski berada dalam kategori rentan daftar merah IUCN, keberadaan dugong di Tanah Air terfragmentasi atau terpisah-pisah ekosistemnya.
Padahal, kata dia, posisi Indonesia sangat signifikan karena memiliki 30-40 persen habitat padang lamin yang bisa digunakan oleh dugong.
Menurut kajian pada 2018 yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang kini menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), luas padang lamun di Indonesia mencapai 293.464 hektare.
Dia menambahkan, lamun yang ada di Indonesia menjadi daerah lintasan yang menghubungkan beberapa populasi dugong dari Filipina, Australia, di Laut Andaman, dan laut-laut sekitarnya.
Baca juga: Mengenal Lamun, Gudang Karbon Masa Depan Indonesia
"Jadi posisi sebagai sebuah negara yang memangku spesies dugong itu sangat signifikan sebetulnya," kata Akbar.
Selain peran dalam rantai makanan satwa rentan, padang lamun juga memiliki peran dalam upaya penanganan perubahan iklim.
Indonesia berencana akan menambah sektor kelautan dalam target iklim yang tertuang dalam Nationally Determined Contribution (NDC) Kedua.
Dia dalam rancangan tersebut, Indonesia akan menggali potensi penyerapan dan penyimpanan karbon oleh ekosistem mangrove dan padang lamun.
Baca juga: Pemetaan Lamun dan Pengurangan Emisi Karbon
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya