Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skandal Tambang Batubara IKN yang Bikin Tekor Rp 5,7 T, Saatnya Evaluasi dan Perkuat Pengawasan

Kompas.com, 22 Juli 2025, 12:03 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Tambang batubara ilegal di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto mengungkap skandal besar di jantung proyek strategis nasional.

Operasi yang dilakukan Bareskrim Polri menemukan praktik penambangan tanpa izin yang telah berlangsung sejak 2016 dan diperkirakan menyebabkan kerugian negara hingga Rp5,7 triliun, terdiri dari kerugian akibat pengurasan sumber daya batubara (deplesi) senilai Rp3,5 triliun dan kerusakan hutan Rp2,2 triliun.

Dalam operasi tersebut, Bareskrim menyita 351 kontainer batubara ilegal, alat berat, dan menangkap tiga tersangka. Modus para pelaku adalah menggunakan dokumen palsu dari perusahaan seperti PT MMJ dan PT BMJ untuk mengelabui proses distribusi.

Batubara ilegal dikumpulkan di stock rom atau gudang, dikemas dalam karung, lalu dikirim lewat jalur laut menggunakan kontainer dari Pelabuhan Kariangau Terminal (KKT) Balikpapan menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Para pelaku memanfaatkan dokumen milik perusahaan yang memiliki Izin Usaha Produksi (IUP) agar seolah-olah batubara yang dikirim berasal dari tambang legal.

Baca juga: Direktur Perusahaan Jadi Tersangka Tambang Ilegal di Hutan Pendidikan Unmul

Koalisi Publish What You Pay (PWYP) Indonesia menilai kasus ini bukan sekadar pelanggaran hukum, melainkan mencerminkan kegagalan sistemik dalam pengawasan sektor pertambangan mineral dan batubara (minerba).

Peneliti PWYP Indonesia, Adzkia Farirahman (Azil), menyebut bahwa kegiatan tambang ilegal yang berlangsung hampir satu dekade di kawasan prioritas nasional menunjukkan adanya kelumpuhan pengawasan.

“Bagaimana mungkin tambang ilegal bisa beroperasi begitu lama di kawasan prioritas nasional seperti IKN tanpa deteksi dini?” ujar Azil dalam keterangannya, Selasa (22/7/2025).

Ia juga mendorong investigasi menyeluruh terhadap seluruh rantai aktor yang terlibat, mulai dari penambang, penyedia jasa transportasi, agen pelayaran, perusahaan pemilik izin, pengelola pelabuhan, hingga pejabat terkait.

Azil juga menyoroti perlunya evaluasi serius oleh Kementerian ESDM terhadap tata kelola sektor minerba, khususnya aspek pengawasan dan sistem deteksi dini. Apalagi, aktivitas ini berlangsung di kawasan konservasi, menimbulkan tanda tanya besar mengenai kemungkinan adanya pembiaran.

Baca juga: 4 Perusahaan Terancam Pidana karena Tambang Ilegal di Gunung Karang

“Penambangan ilegal di kawasan konservasi seperti Tahura Bukit Soeharto tidak hanya merugikan negara, tetapi juga mempercepat degradasi lingkungan, meningkatkan emisi karbon, dan menghambat transisi energi berkelanjutan,” tegasnya.

PWYP juga menyinggung lemahnya peran Satgas Penanganan Penambangan Liar yang dibentuk oleh Otorita IKN bersama aparat penegak hukum pada 5 September 2023.

Meski satgas ini bertugas mencegah aktivitas tambang ilegal di kawasan IKN, yang diklaim sebagai kota hijau rendah emisi karbon, ia menilai Satgas ini belum efektif mendeteksi atau menghentikan operasi ilegal skala besar seperti yang baru terungkap ini.

Karena itu, ia mendesak audit menyeluruh terhadap seluruh IP di sekitar IKN dan pemberian sanksi tegas kepada perusahaan yang terlibat pemalsuan dokumen.

Ia juga menekankan pentingnya penguatan sistem pemantauan digital yang dilengkapi dengan verifikasi lapangan, serta pelibatan masyarakat dalam pengawasan.

Dari perspektif lokal, Buyung Marajo, Koordinator Pokja 30 Kaltim dan anggota koalisi PWYP, menegaskan bahwa kasus ini bukan satu-satunya.

Menurutnya, peredaran batubara ilegal dan aktivitas tambang tanpa izin masih marak di Kalimantan Timur.

“Bukan hanya tiga orang yang terlibat. Harus diusut siapa saja pihak lain yang menerima dan mendapat keuntungan dari kejahatan ini,” ujar Buyung.

Baca juga: KKP Segel Tambang Pasir di Pulau Citlim

Ia juga mengkritik lemahnya penegakan hukum di Kalimantan Timur, termasuk kinerja Kepolisian Daerah (Polda) Kaltim, Pemerintah Daerah, Otorita IKN, dan instansi penegakan hukum lainnya. Padahal seharusnya lebih sigap agar publik tidak bertanya-tanya ada apa-apanya sehingga Bareskrim membongkar kasus ini.

Buyung juga menyoroti perlu adanya evaluasi menyeluruh terhadap efektivitas Satgas, termasuk soal koordinasi antar lembaga dan dampak konkret di lapangan.

Ia menegaskan, pencegahan harus segera ditindaklanjuti sebab kerusakan lingkungan di kawasan konservasi terus berlangsung.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kunjungan Menteri PKP Tegaskan Komitmen Astra Wujudkan Hunian Layak bagi Warga
Kunjungan Menteri PKP Tegaskan Komitmen Astra Wujudkan Hunian Layak bagi Warga
BrandzView
Ambisi Iklim Turun, Dunia Gagal Penuhi Perjanjian Paris
Ambisi Iklim Turun, Dunia Gagal Penuhi Perjanjian Paris
Pemerintah
Mayoritas Penduduk Negara Berpenghasilan Menengah Rasakan Dampak Krisis Iklim
Mayoritas Penduduk Negara Berpenghasilan Menengah Rasakan Dampak Krisis Iklim
Pemerintah
Kebijakan Iklim Dapat Dukungan, Tapi Disinformasi Picu Keraguan
Kebijakan Iklim Dapat Dukungan, Tapi Disinformasi Picu Keraguan
LSM/Figur
Dampak Perubahan Iklim: Sudah Telat Selamatkan Kopi, Cokelat, dan Anggur
Dampak Perubahan Iklim: Sudah Telat Selamatkan Kopi, Cokelat, dan Anggur
LSM/Figur
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
Pemerintah
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Swasta
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau