Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konservasi Harimau Sumatera Perlu Arah Jelas, SRAK Urgent Diterbitkan

Kompas.com - 31/07/2025, 19:52 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com – Dengan populasi yang diperkirakan tak lebih dari 500 individu, Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) mendesak untuk diselamatkan.

Meski merupakan satwa ikonik, telah diberi status critically endangered oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN), ancaman terhadap satwa tersebut tetap besar.

Kebakaran hutan dan alih fungsi lahan yang berujung pada pengurangan dan fragmentasi hutan memicu semakin terbatasnya wilayah gerak satu-satunya harimau yang tersisa di Indonesia itu.

Ditambah dengan konflik yang kerap terjadi dengan warga sekitar hutan dan praktik jerat kawat serta perubahan iklim, ancaman terhadap satwa itu semakin besar.

Untuk mendorong langkah konservasi yang terarah, peneliti harimau Erlinda C Kartika menuturkan bahwa ketersediaan Strategi Rencana Aksi Konservasi (SRAK) sangat urgent.

“Kalau kita ngomongin konservasi, kalau enggak punya roadmap kan bingung. Sudah sampai mana. SRAK salah satu fungsinya itu,” terang Erlinda.

Belum Diperbarui sejak 2017

Sekretaris Forum Harimau Kita, Tomi Ariyanto, mengungkapkan bahwa SRAK Harimau Sumatera periode 2007 – 2017.

SRAK baru sendiri sebenarnya sudah disusun sejak tahun 2018-2019, sejak berakhirnya SRAK periode 2007-2017.

“Prosesnya adalah dengan melakukan evaluasi capaian kinerja SRAK sebelumnya, dan pengembangan kerangka kerja yang lebih rinci di tingkat tapak,”ungkap Tomi.

“Dalam prosesnya kita menggunakan data population viability analysis yang disusun oleh Forum Harimau Kita untuk memetakan populasi harimau pada 23 lansekap,” tambahnya.

Dalam evaluasi, pakar membagi harimau menjadi dua, managed dan neglected. Masing-masing punya rencana yang berbeda.

Baca juga: Riset Ahli Ungkap, Kearifan Lokal Saja Tak Mempan Lindungi Harimau Sumatera

Draft SRAK yang sudah disusun sebenarnya sudah melalui proses workshop dan konsultasi public di wilayah Sumatera bagian utara dan selatan.

Hasil proses itu akan di-review oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan dan nantinya akan disetujui oleh Menteri.

“Poin penting dari SRAK terbaru adalah pembuatan strategi berbasis lansekap yang sangat detail, alih-alih menggunakan strategi yang sama di semua tempat,” ungkap Tomi.

“Selain itu juga menggunakan pengalaman dari SRAK sebelumnya untuk menghitung sumber daya yg dibutuhkan,” imbuhnya ketika diwawancara Kompas.com, Kamis (31/7/2025).

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Simpan Satwa Dilindungi Secara Ilegal, Pria di Karawang Terancam 15 Tahun Penjara
Simpan Satwa Dilindungi Secara Ilegal, Pria di Karawang Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Cegah Stunting, IPB Beri Penyuluhan ke Masyarakat di Cirebon
Cegah Stunting, IPB Beri Penyuluhan ke Masyarakat di Cirebon
Pemerintah
BRIN: 10 Tahun Terakhir Luas Ekosistem Mangrove di Semarang Kian Turun
BRIN: 10 Tahun Terakhir Luas Ekosistem Mangrove di Semarang Kian Turun
Pemerintah
Pembudi Daya Udang di Indonesia Masih Abaikan Sertifikasi CBIB
Pembudi Daya Udang di Indonesia Masih Abaikan Sertifikasi CBIB
Pemerintah
ASRI dan WCI Tanamkan Kesadaran Pentingnya Pilah Sampah ke Generasi Muda
ASRI dan WCI Tanamkan Kesadaran Pentingnya Pilah Sampah ke Generasi Muda
Swasta
Tantangan Baru Brand Mewah: Isu ESG dan Transparansi yang Mendesak
Tantangan Baru Brand Mewah: Isu ESG dan Transparansi yang Mendesak
Pemerintah
Pemerintah Rancang Zonasi untuk Rehabilitasi Mangrove di Indonesia
Pemerintah Rancang Zonasi untuk Rehabilitasi Mangrove di Indonesia
Pemerintah
Microsoft Gelontorkan 6 Miliar Dolar AS Demi Komputasi AI Berbasis Energi Terbarukan
Microsoft Gelontorkan 6 Miliar Dolar AS Demi Komputasi AI Berbasis Energi Terbarukan
Swasta
Krisis Iklim Picu Kenaikan Risiko Penularan Virus Mematikan dari Kelelawar
Krisis Iklim Picu Kenaikan Risiko Penularan Virus Mematikan dari Kelelawar
LSM/Figur
Krisis Iklim dan Banjir Picu Kenaikan Kasus Penyakit yang Dibawa Tikus
Krisis Iklim dan Banjir Picu Kenaikan Kasus Penyakit yang Dibawa Tikus
LSM/Figur
Kredit Karbon Dinilai Gagal Kurangi Emisi Perusahaan, Studi Ungkap
Kredit Karbon Dinilai Gagal Kurangi Emisi Perusahaan, Studi Ungkap
Pemerintah
Plastik Nano Terdeteksi di Sayuran, Pertama dalam Sejarah
Plastik Nano Terdeteksi di Sayuran, Pertama dalam Sejarah
LSM/Figur
Waste4Change Tekan 28,8 Juta Kg Emisi CO2, Dorong Ekonomi Sirkular dan Green Jobs
Waste4Change Tekan 28,8 Juta Kg Emisi CO2, Dorong Ekonomi Sirkular dan Green Jobs
Swasta
Banjir Adalah Politik: Soliditas Kita Melawan Bisa Jadi Jalan Keluar
Banjir Adalah Politik: Soliditas Kita Melawan Bisa Jadi Jalan Keluar
LSM/Figur
BNPB Minta Daerah Tanggap Peralihan Musim, Tingkatkan Mitigasi Bencana
BNPB Minta Daerah Tanggap Peralihan Musim, Tingkatkan Mitigasi Bencana
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau