KOMPAS.com - Laporan Frontiers Report 2025, yang diterbitkan oleh UN Environment Programme (UNEP) menggarisbawahi empat masalah krusial yang dapat mengubah kehidupan jutaan orang, kecuali tindakan segera diambil.
Empat masalah yang dimaksud adalah polusi sisa masa lalu, mikroba dari gletser yang mencair, pembukaan bendungan sungai, dan risiko iklim bagi populasi lansia yang terus bertambah.
Laporan tersebut menggambarkan dengan jelas bagaimana perubahan iklim tidak hanya mengubah ekosistem, tetapi juga membuat masyarakat terutama yang paling rentan terkena bahaya baru yang semakin intens.
Beberapa isu mungkin saat ini bersifat lokal atau berskala kecil, tetapi laporan tersebut memperingatkan bahwa isu-isu tersebut berpotensi menjadi masalah regional atau global jika tidak segera ditangani.
Baca juga: Pakar UGM Sebut Perubahan Iklim Ancam Pola Hujan dan Pertanian Indonesia
"Tindakan harus diambil untuk melindungi manusia, alam, dan ekonomi dari ancaman-ancaman yang akan terus meningkat setiap tahunnya," ungkap Direktur Eksekutif UNEP, Inger Andersen.
Dan berikut penjabaran empat masalah iklim dikutip dari laman resmi United Nations, Sabtu (26/7/2025).
Para ilmuwan iklim menyatakan bahwa banyak gletser tidak akan bertahan hingga akhir abad ini kecuali ada tindakan untuk memperlambat laju pencairan yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Artinya, bagi mereka yang tinggal di hilir, akan ada ancaman banjir dan juga bahaya yang ditimbulkan oleh mikroba yang kembali aktif di lingkungan cryosphere (bagian beku Bumi) yang semakin hangat.
Di dalam lapisan es, gletser, dan permafrost, terdapat bakteri, jamur, dan virus. Meskipun sebagian besar sudah mati, ada yang mati suri (dormant) dan ada juga yang masih aktif.
Seiring suhu global mencapai rekor tertinggi, mikroorganisme ini akan menjadi lebih aktif di banyak ekosistem. Walaupun pencairan bisa diperlambat dengan mengurangi emisi gas rumah kaca, kita harus tetap menganalisis dan bersiap menghadapi potensi ancaman dari patogen tersebut.
Salah satu masalah yang memperburuk kondisi kekeringan adalah banyaknya bendungan yang beroperasi pada saat perubahan iklim.
Oleh karena itu pembongkaran bendungan dianggap penting untuk mengatasi masalah seperti kekeringan, penurunan permukaan air sungai, dan dampaknya terhadap masyarakat serta kehidupan laut.
Langkah ini banyak dipelopori oleh masyarakat lokal, masyarakat adat, perempuan, dan pemuda. Meskipun sungai dapat pulih dengan cepat setelah bendungan dihilangkan, masalah lain seperti polusi dan perubahan iklim juga harus diselesaikan.
Baca juga: Studi Ini Kaitkan Naiknya Harga Pangan dengan Perubahan Iklim
Memahami dampak positif dari pembongkaran bendungan sangat penting untuk perencanaan di masa depan.
Orang lanjut usia menghadapi risiko yang lebih besar selama cuaca ekstrem dan lebih menderita akibat degradasi lingkungan yang berkelanjutan. Seiring dengan prediksi World Meteorological Organization (WMO) tentang cuaca yang semakin panas, kaum lansia menderita secara tidak proporsional. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah kematian dan penyakit di tengah gelombang panas yang terjadi belakangan ini di seluruh dunia.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya