JAKARTA, KOMPAS.com - Total jumlah emisi gas karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan dari aktivitas last mile delivery belanja online pada 2018 mencapai 160,82 kg CO2 untuk perjalanan kurir mengirim barang ke rumah konsumen menggunakan motor.
Sedangkan untuk perjalanan kurir mengirim barang ke rumah konsumen menggunakan mobil sebesar 126,86 kg.
Temuan itu merujuk studi dalam studi berjudul Analisis Komparatif Dampak Emisi Karbon Dioksida dari Aktivitas Last Mile Delivery Belanja Online dan Belanja Konvensional.
Baca juga: Kendaraan Bermotor Bisa Sumbang 57 Persen Polusi Udara saat Kemarau
"Mengingat sekitar 60 persen pengiriman last mile delivery di Indonesia menggunakan sepeda motor, dampak lingkungan dari sektor ini menjadi sangat besar," ujar Program Development Associate Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia, Anggie Hapsari dalam diskusi Urban Logistics in Southeast Asia yang disiarkan akun YouTube ITDP Indonesia, Minggu (10/8/2025).
Selain emisi karbon, last mile delivery juga berkontribusi pada kemacetan lalu lintas dan polusi udara. Khususnya, di daerah perkotaan yang padat. Sepeda motor seringkali menjadi satu-satunya moda transportasi yang dapat menjangkau rumah-rumah di gang-gang sempit.
Menurut Anggie, harapan untuk mendorong penggunaan kendaraan bermotor kurir yang lebih berkelanjutan dan rendah karbon di Indonesia masih jauh dari kenyataan.
Meski pemerintah telah mengatur percepatan kendaraan listrik dalam Perpres 55 tahun 2019, tetapi belum ada target dari segmen-segmen tertentu, termasuk logistik dan last mile delivery ini.
Baca juga: Kendaraan Listrik dan Dekarbonisasi
Kata dia, inisiatif untuk mengurangi emisi karbon dalam sektor logistik dan last mile delivery di Indonesia saat ini sebagian besar berasal dari perusahaan.
Namun, tanpa dukungan kebijakan yang jelas dari pemerintah, transisi menuju sistem pengiriman yang lebih ramah lingkungan akan berjalan lambat.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya