KOMPAS.com – Tradisi budaya tak hanya menjadi perekat identitas masyarakat, tetapi juga bisa menjadi motor penggerak ekonomi daerah.
Festival Pacu Jalur di Riau, misalnya, setiap tahun mampu menarik ratusan ribu pengunjung, menggerakkan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pariwisata, hingga industri kreatif lokal.
Tahun ini, Festival Pacu Jalur Tradisional 2025 digelar di Tepian Narosa, Teluk Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, mulai Rabu (20/8/2025) hingga Minggu (24/8/2025).
Ajang balap perahu panjang yang sarat nilai sejarah itu diharapkan dapat mengulang bahkan melampaui capaian tahun lalu, sekaligus memperkuat posisi Riau di kancah pariwisata nasional dan internasional.
Festival ini masuk dalam daftar 110 event unggulan Karisma Event Nusantara (KEN) 2025, program strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI untuk memperkuat daya saing pariwisata dan melestarikan budaya Indonesia di panggung dunia.
Baca juga: Pemprov Riau Tetapkan Lokasi Pacu Jalur Jadi Kawasan Konservasi
Deputi Bidang Pengembangan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf Vinsensius Jemadu mengatakan, Pacu Jalur menjadi bukti bahwa warisan budaya dapat terus hidup, berinovasi, dan menjadi magnet pariwisata.
“Melalui KEN, kami ingin menjadikan event ini tidak hanya membanggakan Riau, tetapi juga Indonesia di mata dunia,” ujar Vinsensius dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (19/8/2025)
Adapun pembukaan Festival Pacu Jalur 2025 bakal dihadiri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Widiyanti Putri Wardhana.
Salah satu program prioritas Kemenparekraf 2025 adalah Event by Indonesia yang diwujudkan melalui Karisma Event Nusantara (KEN).
Program tersebut memberikan dukungan strategis mulai dari promosi terpadu, penguatan branding, peningkatan kualitas penyelenggaraan, hingga perluasan akses pasar lewat kanal digital.
Baca juga: Muhammad Shohibul Fikri, Berkah Pergantian Pasangan dan Selebrasi Pacu Jalur
Pacu Jalur sendiri telah menjadi identitas masyarakat Kuantan Singingi selama berabad-abad. Dalam setiap perlombaan, perahu panjang atau “jalur” dihiasi ukiran khas dan diisi 50–60 pendayung.
Mereka dipimpin oleh anak coki, penari cilik yang menari lincah di ujung perahu sambil menjaga keseimbangan di tengah laju kencang jalur.
Sosok anak coki kini viral di media sosial dan kerap dikaitkan dengan tren global “aura farming”, yang membuat Pacu Jalur semakin dikenal luas di berbagai negara.
Penyelenggaraan Festival Pacu Jalur 2024 mencatat 1.440.794 pengunjung dengan perputaran ekonomi mencapai Rp 42,16 miliar.
Capaian tersebut membuktikan bahwa event budaya mampu menjadi lokomotif ekonomi yang menggerakkan banyak sektor, mulai dari UMKM, akomodasi, kuliner, transportasi, hingga industri kreatif.
Baca juga: Sambut Event Pacu Jalur, Kemenpar Latih Pengelola Homestay
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya