Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lestarikan Tradisi, Pacu Jalur 2025 Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Riau

Kompas.com - 19/08/2025, 08:07 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Dengan tren aura farming yang makin populer di media sosial, jumlah pengunjung pada 2025 diprediksi meningkat signifikan, yang diharapkan memberi manfaat ekonomi lebih besar bagi masyarakat lokal.

Untuk diketahui, Festival Pacu Jalur Tradisional telah menjadi bagian dari KEN sejak 2022 dan menjadi salah satu Top 10 KEN 2024.

Melalui program KEN, Kemenparekraf memberikan dukungan strategis, mencakup promosi terpadu, penguatan branding event, peningkatan kualitas penyelenggaraan event, serta perluasan akses pasar melalui berbagai kanal digital.

Kemenparekraf mengajak masyarakat untuk hadir langsung menyaksikan Pacu Jalur 2025 dan merasakan atmosfer kebersamaan yang mengalir di setiap kayuhan pendayung.

Bagi masyarakat yang tak dapat hadir, pihak penyelenggara menyuguhkan live streaming melalui Instagram @karismaeventnusantara, @wonderfulindonesia, dan @pesonaindonesia. Dengan begitu, masyarakat di seluruh Indonesia bahkan dunia tetap bisa merasakan energi dari Tepian Narosa.

Baca juga: Gerakan Aura Farming Pacu Jalur Hadir di Free Fire, Bisa Diklaim Gratis

Selain Pacu Jalur, Riau juga menjadi tuan rumah tiga event KEN 2025 lain, antara lain Festival Bakar Tongkang, Festival Bekudo Bono, dan Kenduri Riau.

Kehadiran rangkaian event tersebut mengukuhkan Riau sebagai destinasi budaya dan wisata kelas dunia, sekaligus memastikan dampak ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakatnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Perubahan Iklim dan Gelombang Panas Picu Kebakaran Hutan Terburuk di Eropa Selatan
Perubahan Iklim dan Gelombang Panas Picu Kebakaran Hutan Terburuk di Eropa Selatan
Pemerintah
Pupuk Indonesia Gelar Svarna Bhumi Award 2025, Apresiasi Inovasi Petani dan Pegiat Pangan
Pupuk Indonesia Gelar Svarna Bhumi Award 2025, Apresiasi Inovasi Petani dan Pegiat Pangan
BUMN
BMKG: Perubahan Iklim Picu Cuaca Ekstrem di Indonesia
BMKG: Perubahan Iklim Picu Cuaca Ekstrem di Indonesia
Pemerintah
Lestarikan Tradisi, Pacu Jalur 2025 Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Riau
Lestarikan Tradisi, Pacu Jalur 2025 Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Riau
Pemerintah
Perubahan Iklim dan Deforestasi Ubah Hutan Amazon Menjadi Sabana dalam Waktu Seabad
Perubahan Iklim dan Deforestasi Ubah Hutan Amazon Menjadi Sabana dalam Waktu Seabad
Pemerintah
Gelombang Panas Ekstrem Ungkap Kerentanan Jaringan Listrik di Eropa
Gelombang Panas Ekstrem Ungkap Kerentanan Jaringan Listrik di Eropa
Pemerintah
Restorasi Situs Warisan Dunia di Burkina Faso Terancam Perubahan Iklim
Restorasi Situs Warisan Dunia di Burkina Faso Terancam Perubahan Iklim
LSM/Figur
Panas dan Kelembaban Ekstrem Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Panas dan Kelembaban Ekstrem Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Pemerintah
Rekor Iklim 2024, dari Suhu Panas Ekstrem hingga Amukan Badai
Rekor Iklim 2024, dari Suhu Panas Ekstrem hingga Amukan Badai
LSM/Figur
Studi: Air Tawar Dunia Menyusut, Sumbang Kenaikan Permukaan Laut Lebih Besar
Studi: Air Tawar Dunia Menyusut, Sumbang Kenaikan Permukaan Laut Lebih Besar
Pemerintah
Greenpeace: Kemerdekaan Sejati Butuh Keadilan Iklim, Presiden Mengabaikannya
Greenpeace: Kemerdekaan Sejati Butuh Keadilan Iklim, Presiden Mengabaikannya
LSM/Figur
ICJ Akui Krisis Iklim sebagai Isu HAM, Tapi Abaikan Hak Anak
ICJ Akui Krisis Iklim sebagai Isu HAM, Tapi Abaikan Hak Anak
Pemerintah
Subsidi Turun, Tarif Trump Menghantam, Tapi Penjualan EV Melonjak
Subsidi Turun, Tarif Trump Menghantam, Tapi Penjualan EV Melonjak
Swasta
SBTi: Target Emisi Industri Meroket, China Pimpin dengan 228 Persen
SBTi: Target Emisi Industri Meroket, China Pimpin dengan 228 Persen
Swasta
Rusa Kutub Diperkirakan Turun 84 Persen pada 2100 akibat Krisis Iklim
Rusa Kutub Diperkirakan Turun 84 Persen pada 2100 akibat Krisis Iklim
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau