Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Perubahan Iklim, Hutan Paling Beragam di Dunia Tak Mampu Adaptasi

Kompas.com, 21 Agustus 2025, 17:31 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Earth com

KOMPAS.com - Hutan-hutan yang memiliki keragaman hayati besar di dunia seperti dataran rendah Amazon hingga dataran tinggi Andes, tidak mampu beradaptasi cukup cepat terhadap kenaikan suhu.

Ketidakmampuan beradaptasi ini mengancam keanekaragaman hayati tropis dan manfaat ekosistem yang diandalkan oleh manusia mulai dari regulasi iklim hingga penyerbukan.

"Hutan-hutan ini sama sekali tidak mampu mengimbangi perubahan iklim," ujar penulis utama studi, William Farfan-Rios, dari Wake Forest University.

"Hasilnya adalah beban iklim yang semakin besar, yang mengancam keutuhan dan fungsi hutan-hutan paling beragam di planet ini," dikutip dari Earth, Rabu (20/8/2025).

Temuan tersebut didasarkan pada data pemantauan hutan yang telah berlangsung lebih dari empat dekade di Peru dan Bolivia. Para peneliti mengamati lebih dari 66.000 pohon yang terdiri dari sekitar 2.500 spesies yang tersebar di 66 petak pengamatan permanen.

Baca juga: Rehabilitasi Hutan Jadi Pilar Ekonomi Hijau, Wamenhut Buka Pasar RHL 2025

Plot-plot atau petak pengamatan tersebut membentang dari ketinggian beberapa ratus kaki di atas permukaan laut di Amazon hingga lebih dari 12.000 kaki di Pegunungan Andes.

Analisis menunjukkan bahwa laju pergantian hutan yang sudah beradaptasi dengan iklim panas dengan hutan yang beradaptasi dengan iklim dingin jauh lebih lambat dari laju pemanasan regional.

Artinya, ketidakcocokan atau ketidakmampuan beradaptasi tersebut menimbulkan "hutang iklim" yaitu seberapa besar perubahan yang seharusnya terjadi agar bisa mengimbangi kenaikan suhu, namun tidak terjadi.

Jika hutang tersebut terus bertambah, hutan-hutan akan semakin mendekati titik ambang batas di mana mereka mungkin tidak dapat pulih lagi.

Risiko ini paling tinggi terjadi di area di mana spesies hidup mendekati batas toleransi suhu mereka dan memiliki pilihan pergerakan yang terbatas.

Sementara itu hutan tropis di Andes-Amazon menjadi habitat bagi konsentrasi makhluk hidup tertinggi di planet ini.

Hutan-hutan tersebut juga menyimpan karbon dalam jumlah besar dan berperan dalam pembentukan hujan. Mereka juga menjadi tempat tinggal bagi penyerbuk dan penyebar benih yang menjaga sistem ekosistem terus berjalan.

Jika komunitas pohon gagal beradaptasi, kemampuan hutan dalam menyerap karbon akan melemah, habitat juga akan menyusut atau bahkan hilang.

Selain itu kemungkinan runtuhnya ekosistem akan meningkat, terutama di hutan awan (cloud forests), di mana kekeringan dan panas mendorong pohon-pohon hingga melewati batas toleransi mereka.

Baca juga: Perubahan Iklim dan Gelombang Panas Picu Kebakaran Hutan Terburuk di Eropa Selatan

Hutan awan merujuk pada jenis hutan yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pemerintah
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Pemerintah
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
LSM/Figur
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Swasta
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
LSM/Figur
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Swasta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
BUMN
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Pemerintah
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
Pemerintah
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Pemerintah
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
LSM/Figur
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
LSM/Figur
BPBD Gelar Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir di Jabodetabek
BPBD Gelar Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir di Jabodetabek
Pemerintah
Hari Pahlawan dan Pejuang Lingkungan Kita
Hari Pahlawan dan Pejuang Lingkungan Kita
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau