"Itu juga tidak mudah pengumpulannya, ketersediaannya, belum lagi saingan dengan industri lain. Sekarang juga banyak eksportir minyak jelantah, jadi persaingannya juga ada di situ untuk mengembangkan bahan baku," papar dia.
Lainnya, keterbatasan proses produksi bahan bakar di Pertamina yang masih menggunakan fasilitas eksisting. Kendati demikian, Jenny memastikan Pertamina SAF telah diuji coba dan aman digunakan pada pesawat.
"Sebelumnya kami sudah coba di mesin statik dulu di GMF kerja sama dengan Garuda. Kami sudah cek sekian jam, kemudian dicek overhaul dan lain-lain itu aman," tutur dia.
Baca juga: Dekarbonisasi Penerbangan, Airbus Kembangkan Pesawat Tenaga Hidrogen
Pertamina SAF dinyatakan memenuhi standar internasional untuk spesifikasi avtur ASTM D1655, Defstan 91-91 latest issued, serta SK DJM No.70.K/MG.06/DJM/2025.
Distribusi dan produksi Pertamina SAF sudah tersertifikasi internasional untuk keberlanjutan dan karbon di bawah Skema Pengimbangan dan Pengurangan Karbon untuk Penerbangan Internasional (CORSIA). Termasuk pada proses pengumpulan UCO, co-proses UCO menjadi SAF, hingga distribusinya.
Bahan bakar pesawat ramah lingkungan diperkirakan dapat menekan emisi hingga 718 mega ton CO2 pada 2050.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya