JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF mengungkapkan, sekitar 2,1 miliar orang masih kesulitan mengakses air bersih. Sementara, 106 juta orang lainnya terpaksa bergantung pada sumber air permukaan yang belum diolah dengan aman.
Laporan WHO serta UNICEF menunjukkan bahwa masyarakat di negara miskin dua kali lebih rentan kekurangan air minum yang aman dikonsumsi dibandingkan negara lain.
“Air, sanitasi, dan kebersihan bukanlah hak istimewa, melainkan hak asasi manusia," ujar Direktur Departemen Lingkungan Hidup Perubahan Iklim dan Kesehatan WHO, Ruediger Krech, dalam keterangannya, Rabu (27/8/2025).
Pihaknya juga mencatat, 1,7 miliar orang di dunia masih kekurangan layanan kebersihan dasar di rumah, dengan 611 juta orang yang tidak memiliki fasilitas sama sekali.
Baca juga: Kabul, Afghanistan: Kota Pertama di Dunia yang Mungkin Bakal Kehabisan Air
“Kita harus mempercepat langkah, terutama bagi komunitas yang paling terpinggirkan jika ingin memenuhi janji untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ,” imbuh Krech.
Kepala Layanan Air, Sanitasi, dan Kebersihan UNICEF, Cecilia Scharp, menilai ketimpangan tersebut sangat berdampak pada perempuan yang sering kali menanggung beban untuk mengumpulkan air bersih. Banyak perempuan dewasa maupun remaja di 70 negara yang kekurangan akses perlengkapan untuk memenuhi kebutuhan mereka selama menstruasi.
“Dengan kondisi saat ini, janji penyediaan air bersih dan sanitasi untuk setiap anak semakin jauh dari jangkauan, mengingatkan kita bahwa kita harus bertindak lebih cepat dan lebih berani untuk menjangkau mereka yang paling membutuhkannya,” jelas Scharp.
Dalam rangka peringatan Pekan Air Dunia ke-35, negara-negara hadir di Stockholm pada 24-28 Agustus 2025 untuk membahas keterkaitan air dengan pemanasan global.
Baca juga: Kabul Terancam Jadi Ibu Kota Modern Pertama yang Kehabisan Air
Sesi ini akan memberikan kesempatan bagi negara yang terkurung daratan untuk mempelajari upaya Bhutan, Rwanda, dan Arab Saudi dalam memastikan pengelolaan air dan air minum yang aman.
UN-Water dan mitra juga bakal menggalang dana bagi para donatur dan kolaborator utama lainnya untuk mengatasi kesenjangan pendanaan dalam penyediaan air dan sanitasi. Pertemuan tersebut difokuskan pada berbagai model dan membangun aliansi untuk membuka mekanisme pendanaan inovatif demi akses universal yang lebih aman.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya