KOMPAS.com – Hingga tahun 2024, capaian Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia telah mencapai 61,4 persen, dengan 143 indikator dinyatakan on thetrack atau tercapai. Namun, secara global, kontribusi Indonesia baru memenuhi 18 persen dari target yang ditetapkan. Tanpa percepatan, Indonesia berpotensi tertinggal hingga 32 tahun dalam pemenuhan agenda pembangunan berkelanjutan ini.
Upaya pencapaian SDGs sendiri telah digerakkan sejak 2015 melalui berbagai kebijakan, seperti Peraturan Presiden (Perpres) 59/2017 dan Perpres 111/2022. Pemerintah juga menyusun Rencana Aksi Nasional (RAN), menyampaikan Voluntary National Review (VNR) ke PBB, serta membentuk SDG Center di 65 universitas.
“(Pencapaian target SDGs) ini tentu bukan karena kita yang hebat, tapi karena kita sudah mulai terbiasa untuk bergotong royong dan mencari solusi bersama,” ujar Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas, Febrian Alphyanto Ruddyard, di Jakarta, Rabu (27/8/2025).
Meski demikian, tantangan besar masih dihadapi. Krisis iklim, misalnya, kian nyata terasa dalam kehidupan sehari-hari dan berdampak pada sektor kesehatan, pangan, hingga ekonomi. Menurut Febrian, SDGs hadir sebagai panduan pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang harus dijalankan secara seimbang.
Baca juga: Kemenristekdikti Ungkap Peran Kampus dalam Mempercepat Capaian SDGs
“Jadi, kami memang dituntut untuk tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tapi juga memastikan bahwa keadilan sosial dan kelestarian lingkungan tetap terjaga,” tutur Febrian.
Untuk itu, Kementerian PPN/Bappenas menyiapkan strategi percepatan dengan memperkuat regulasi dan data, memperluas advokasi, serta mencari pembiayaan inovatif. Febrian juga mengajak seluruh elemen bangsa—mulai dari sektor swasta, akademisi, masyarakat sipil, media, hingga bidang-bidang lainnya—untuk bersinergi mencapai target SDGs.
Sebagai langkah nyata, Bappenas telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan Indonesia Global Compact Network (IGCN), Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI), serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) guna memperkuat ekosistem pembangunan yang berkelanjutan.
Baca juga: 2025 World Investment Report: Kesenjangan Investasi SDG Kian Melebar
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya