JAKARTA, KOMPAS.com - APP Group mengucurkan 30 juta dollar AS atau Rp 462 miliar per tahun hingga 10 tahun ke depan untuk konservasi dan restorasi 1 juta hektare lahan pada ekosistem kritis.
Chief Sustainability Officer APP Group, Elim Sritaba, mengungkapkan bahwa pendanaan ini merupakan bagian dari Regenesis, platform keberlanjutan perusahaan. Sebagai tonggak pertama dari Regenesis, perusahaannya memperkenalkan Kebijakan Hutan Positif atau Forest Positive Policy (FPC).
"Kebijakan Hutan Positif mencakup pertama konservasi dan restorasi 1 juta hektare ekosistem lalu pendanaan 30 juta dollar AS setiap tahun, dan restorasi independen dengan aksi serta implementasi yang jelas," ungkap Elim di Jakarta Pusat, Rabu (10/9/2025).
Baca juga: Restorasi Situs Warisan Dunia di Burkina Faso Terancam Perubahan Iklim
Ini juga merupakan upaya memastikan hasil ekologis dan keanekaragaman hayati melalui investasi dalam pengelolaan lanskap berkelanjutan serta restorasi aktif. Kedua, membentuk Desa Makmur Peduli Api (DMPA) untuk memberdayakan masyarakat desa melalui mata pencaharian berkelanjutan sekaligus mencegah kebakaran hutan dan lahan.
"Sebanyak 459 desa yang terdiri dari 88.000 orang telah terlibat dalam program tersebut," tutur dia.
Ketiga, menciptakan nilai bersama bagi alam, iklim, dan rantai nilai APP Group melalui pengelolaan pemasok yang bertanggung jawab dan keterlibatan pelanggan. Emil mengatakan, Regenesis selaras dengan Rencana Aksi Hayati Indonesia (IBSAP) 2025-2045 yang diluncurkan oleh Bappenas, Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup.
Untuk mendukung kebijakan itu, pihaknya bakal menerapkan sistem pemantauan yang ketat, transparansi pelaporan, membentuk unit restorasi baru dan panel penasihat eksternal, serta berkonsultasi dengan badan ilmiah maupun ahli independen.
Baca juga: 12,4 Juta Hektar Lahan Kritis, Pemerintah Dorong Rehabilitasi Berbasis Ekonomi dan Ekologi
Sejauh ini, perusahaannya disebut telah menjaga hampir 90 persen hutan dengan total area konservasi 600.000 hektare.
"Berdasarkan regulasi pemerintahan, kami telah mengembalikan 99 persen gambut kritis dalam rantai pasok kami," kata Elim.
Dalam 24 bulan ke depan, perusahaannya bakal mengembangkan sekaligus memperkuat kebijakan sumber daya manusia dan kebijakan produksi, serta memastikan bahwa kebijakan tersebut memenuhi standar global.
“Melalui Regenesis dan Kebijakan Hutan Positif kami ini, kami menegaskan kembali komitmen kami untuk memastikan bahwa pertumbuhan kami berjalan seiring dengan regenerasi lanskap dan kesejahteraan komunitas yang bergantung didalamnya,” papar Presiden Direktur PT APP Purinusa Ekapersada, Andrie S Yapsir.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya