KOMPAS.com - Udara yang lebih hangat akibat perubahan iklim cenderung akan membuat pesawat yang lepas landas menghasilkan polusi suara yang lebih banyak di sekitar bandara-bandara pada tahun 2050.
Hal tersebut terungkap setelah para ilmuwan dari University of Reading meneliti bagaimana peningkatan suhu udara memengaruhi cara pesawat lepas landas di bandara Eropa.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Aerospace ini mempelajari tiga skenario masa depan yang mungkin terjadi, berdasarkan seberapa banyak polusi gas rumah kaca yang dihasilkan manusia.
Peneliti menyebut udara yang lebih hangat memiliki kepadatan yang lebih rendah, sehingga mengurangi daya angkat (lift) dan membuat pesawat tetap berada lebih dekat ke darat untuk waktu yang lebih lama setelah lepas landas sehingga membuat suara mesinnya terdengar lebih lama dan lebih keras bagi orang-orang di area sekitar bandara.
Baca juga: Dukung Penerbangan Ramah Lingkungan, UE Gelontorkan 4,3 Juta Dollar AS
Tak heran jika peneliti kemudian mencatat bahwa pada pertengahan abad ini, penduduk yang tinggal di dekat bandara mungkin akan terpengaruh oleh polusi suara pesawat yang lebih banyak.
Melansir Techxplore, Selasa (23/9/2025) penelitian ini memproyeksikan tingkat kebisingan di 30 bandara di Eropa menggunakan sepuluh model iklim.
Tim peneliti berfokus pada tingkat kebisingan 50 desibel, yang merupakan batas di mana suara pesawat menjadi lebih mengganggu bagi warga yang tinggal di sekitarnya.
Mereka meneliti bagaimana sudut mendaki dari pesawat Airbus A320 yang umum digunakan untuk penerbangan jarak pendek di Eropa memengaruhi batas kebisingan ini seiring dengan perubahan iklim.
Sudut mendaki pesawat adalah sudut yang terbentuk antara jalur penerbangan pesawat yang sedang menanjak ketika lepas landas atau naik ke ketinggian dengan permukaan horizontal di bawahnya.
Salah satu hasilnya, misalnya saja, di pusat kota London, saat ini sekitar 60.000 orang tinggal di dalam batas kebisingan 50 dB yang dihasilkan oleh pesawat A320 pada umumnya.
Perubahan iklim lokal dan kepadatan penduduk bisa menyebabkan sekitar 2.500 orang tambahan masuk ke dalam batas kebisingan ini.
Baca juga: Staf Maskapai Dunia Desak Industri Penerbangan Percepat Aksi Iklim
"Dan selama tiga ke depan, ribuan orang tambahan di London bisa terganggu oleh polusi suara yang disebabkan oleh perubahan iklim. Masalah ini juga semakin buruk dengan jenis suara yang berbeda. Kebisingan frekuensi rendah, yang menjalar lebih jauh, akan meningkat paling pesat. Suara-suara yang lebih berat ini sangat mengganggu telinga manusia dan bisa menyebabkan stres serta masalah tidur," terang Dr. Jonny Williams, penulis utama dari University of Reading.
Tanpa tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, kenaikan suhu akan membuat masalah kebisingan bandara semakin sulit dikelola, meskipun teknologi mesin pesawat terus berkembang.
"Selain peningkatan turbulensi dan banjir bandara yang lebih sering, kini kita dapat menambahkan penerbangan yang lebih bising ke dalam daftar cara perubahan iklim memengaruhi industri penerbangan, dengan konsekuensi yang tidak menyenangkan bagi mereka yang tinggal di dekat bandara dan terkena dampak kebisingan," tambah Profesor Paul Williams, dari University of Reading, yang juga terlibat dalam studi.
Baca juga: AI, Iklim, dan Geopolitik Jadi Pilar Penentu Masa Depan Ekonomi Indonesia
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya