"Awal saya datang ke sini, saya sudah diwanti-wanti jangan kaget dengan kelakuan mereka (murid-murid di Barunang). Tapi, sekarang mereka sudah lumayan tertib," ujarnya.
Di balik semua keterbatasan, ada hal yang membuatnya bangga. Bidang kesenian justru menjadi keunggulan SMP Negeri 4 Kapuas Tengah. Murid-muridnya berhasil menorehkan prestasi dalam lomba karungut, tari, pramuka, hingga permainan tradisional.
Namun, di bidang akademik, mereka masih tertinggal. "Itu karena keterbatasan guru, motivasi anak, dan dukungan orang tua untuk kegiatan belajar mengajar masih kurang," kata Rabiyati.
Untungnya, ada sedikit dukungan dari sektor swasta. Pama Group membantu menyediakan fasilitas sekolah, rumah dinas, pelatihan guru, hingga program daur ulang sampah.
Perjuangan Rabiyati di Barunang menyisakan pertanyaan penting. Bagaimana pemerintah bisa mendukung kehidupan guru di perbatasan? Dan sejauh mana sektor swasta bisa ikut serta memajukan pendidikan di wilayah terpencil?
Baca juga: Pemotongan Dana Pendidikan Global Berpotensi Sebabkan 6 Juta Anak Putus Sekolah
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya