Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
CERITA LESTARI

19 Tahun Perjalanan Himalaya Hill, dari Lahan Tambang Tandus Jadi Arboretum Hijau

Kompas.com, 1 Oktober 2025, 17:13 WIB
HTRMN,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Penanaman yang dilakukan harus sesuai dengan rasio minimal 60 persen pohon pionir atau fast grow dan 40 persen tanaman endemik atau lokal. Setelah penataan lahan serta fasilitas pengendali erosi dan sedimentasi selesai, bibit pohon mulai ditanam. Bibit yang digunakan memiliki tinggi minimal 40 cm.

Pada fase awal, PT Vale menanam pohon pionir, seperti sengon, kayu angin, bitti, makaranga, ekaliptus, serta berbagai jenis ficus. Pohon-pohon ini berfungsi sebagai tanaman perintis untuk menciptakan naungan atau kanopi yang diperlukan oleh jenis pohon lain yang sensitif terhadap sinar matahari langsung serta mampu menciptakan iklim mikro awal.

Baca juga: Vale Indonesia (INCO) Bidik Produksi Nikel Matte 71.234 Ton, Saham Menguat

Seiring waktu, kanopi yang terbentuk menciptakan iklim mikro yang lebih sejuk dan lembap. Suhu yang semula bisa mencapai 34 derajat Celsius pada siang hari, kini stabil di kisaran 25–26 derajat Celsius.

Kondisi tersebut memungkinkan terbentuknya siklus biomassa baru. Sebagai contoh, daun-daun yang rontok akan terurai dan menambah nutrisi tanah, diikuti dengan munculnya serangga dan cacing.

“Setelah itu, burung-burung mulai singgah, membawa berbagai benih, sehingga tanaman introduksi dan tanaman endemik yang lebih sensitif pun dapat tumbuh,” tutur Charles.

Untuk menjaga nutrisi tanah, PT Vale menggunakan dua metode, yaitu direct spreading dan topsoil bank.

Baca juga: Lalu Lalang Kukang di Arboretum Busang, Bukti Keberhasilan Restorasi Alam

"Kami memiliki dua metode. Pertama, direct spreading. Jadi, kami membuat konsep topsoil pada saat awal pembukaan lahan (land clearing). Kemudian, sekuen area di sebelahnya atau area lain yang berdekatan, kami lakukan reklamasi. Jadi, begitu area ini dibuka, langsung kami bawa ke sini dan tebar," terang Charles.

Metode kedua yang diterapkan adalah topsoil bank. Jika sekuensinya tidak memungkinkan, tanah subur akan disimpan di beberapa titik terdekat, lalu tumpukan tersebut ditutup dengan tanaman rumput-rumputan (cover cropping) agar tidak tererosi.

“Kami menjaga agar unsur hara di tanah tetap tersimpan dengan baik,” lanjutnya.

Pohon bitti yang ditanam di Himalaya Hill memiliki makna khusus. Pohon ini dikenal tangguh dan sering digunakan oleh orang-orang suku Makassar, Bugis, dan Mandar untuk bahan baku pembuatan kapal pinisi pada tempo dulu.

Baca juga: Menitip Asa Masa Depan Tambang Berkelanjutan Vale Indonesia di Danau Matano

Sementara pohon eboni, salah satu spesies endemik Sulawesi yang menjadi fokus konservasi, memiliki tantangan tersendiri dalam pertumbuhannya.

“Eboni itu tumbuhnya lambat sekali. Jenis eboni (kayu hitam) sudah masuk kategori vulnerable sampai endangered berdasarkan International Union for Conservation of Nature (IUCN),” ucap Charles.

Berdasarkan pengalamannya, eboni bisa membutuhkan waktu puluhan tahun tahun untuk tumbuh dan batang kayu membesar. Namun, di Himalaya Hill, eboni yang berusia 15 tahun sudah memiliki batang yang sangat lurus dan cukup besar.

Selain eboni, PT Vale juga mengkonservasi spesies endemik lain seperti Agathis Sulawesi (kayu damar) dan kayukuku (endemik Kolaka), betao, kayu uru, gaharu, kayu manis (Alinge), nyatoh serta beberapa jenis lainnya.

Baca juga: Vale Dukung Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Morowali

Konservasi yang dilakukan di area reklamasi PT Vale Indonesia ini telah berhasil menumbuhkan kembali lebih dari 80.000 pohon eboni dengan jumlah pohon yang telah ditanam sejak awal mula operasi lebih dari 5 juta pohon.

Saat ini, hutan reklamasi di Himalaya Hill telah membentuk tiga strata berbeda. Strata pertama adalah tanaman bawah, seperti pakis, yang menjadi indikator keberhasilan ekosistem.

Sementara strata kedua merujuk pada tumbuhan perdu dan strata ketiga adalah tanaman tiang dan pancang yang telah tumbuh kokoh menciptakan tutupan tajuk lebih dari 60 persen.

Keberhasilan ini membuat area reklamasi PT Vale dinilai 100 persen oleh tim Kementerian ESDM pada 2019. Tutupan tajuk yang rapat ini juga menarik kembali berbagai fauna endemik Sulawesi ke Himalaya Hill.

Baca juga: Mengenal Teknologi HPAL Vale Indonesia untuk Produksi Bahan Baterai Kendaraan Listrik

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
Pemerintah
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Swasta
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau