Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target Iklim Vatikan, Emisi Karbon Dipangkas 28 Persen Hingga 2035

Kompas.com, 20 Oktober 2025, 16:04 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber knowesg

KOMPAS.com-Vatikan mengumumkan rencana untuk mengurangi emisi gas rumah kaca mereka setidaknya 28 persen dalam satu dekade ke depan.

Langkah ini menandai komitmen Vatikan terhadap keberlanjutan dan Perjanjian Paris.

Langkah Vatikan tersebut ditandai dengan penyerahan janji iklim terbaru yang dikenal sebagai Kontribusi yang Ditetapkan secara Nasional (NDC) kepada PBB pada September 2025 yang lalu.

Melansir Know ESG, Jumat (17/10/2025) komitmen ini adalah wujud kewajiban Vatikan sebagai penandatangan Pakta Iklim Paris 2015, yang mewajibkan seluruh pihak untuk beraksi membatasi kenaikan suhu global agar tetap di bawah 1,5 derajat C.

Para ahli telah berulang kali mengingatkan bahwa melampaui batas suhu tersebut berisiko memicu banjir, kebakaran hutan, dan fenomena cuaca ekstrem lainnya yang akan membahayakan jutaan penduduk dunia.

Baca juga: NZBA Ditinggalkan, Industri Perbankan Terbebani Target Iklim?

Berdasarkan rencana yang diajukan, Vatikan yang memiliki 887 penduduk akan memotong emisi sebesar 28 persen pada tahun 2035, mengacu pada tingkat emisi tahun 2011.

Fokus utama dari inisiatif ini adalah membangun ladang surya seluas 1.000 hektar di sebelah utara Roma.

Ladang surya ini direncanakan mampu mencukupi semua kebutuhan listrik Vatikan dan menjadikannya negara pertama di dunia yang sepenuhnya netral karbon.

Saat ini, Vatikan masih sangat bergantung pada pasokan energi dari luar negeri.

Proyek ladang surya ditambah dengan peningkatan efisiensi energi di bangunan bersejarah seperti Basilika Santo Petrus, perluasan kendaraan listrik, dan pemanfaatan tenaga surya di museumdiharapkan mampu mengurangi ketergantungan ini secara drastis.

Meski sumbangannya terhadap emisi gas rumah kaca global sangat kecil , bahkan kurang dari 0,01 persen, Takhta Suci tetap menegaskan adanya kewajiban moral untuk bertindak mengatasi krisis iklim.

Vatikan menyatakan pula bahwa investasi dalam proyek pengurangan emisi dan dorongan untuk pendidikan ekologi yang utuh akan memberikan keuntungan baik dari aspek lingkungan maupun etika.

"Langkah Vatikan membuktikan bahwa negara sekecil apa pun, asalkan didasari oleh keyakinan moral dan bukan kekuatan ekonomi, dapat memimpin dengan memberikan contoh dan mendorong negara lain untuk bertindak dengan rasa tanggung jawab serupa," kata Musamba Mubanga, petugas advokasi senior Caritas Internationalis.

Paus Leo XIV terus mempertahankan fokus lingkungan yang dicanangkan para paus sebelumnya, dengan kembali menyatakan bahwa menjaga alam ciptaan adalah perwujudan iman dan kemanusiaan.

Baca juga: Target Iklim Baru China: Pangkas Emisi 10 Persen dan Tingkatkan Pasar Bahan Bakar Non-Fosil

Strategi Vatikan ini turut menyertakan program-program edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai ekologi.

Salah satu contohnya adalah dibukanya bagian baru di Taman Vatikan yang dijadikan sebagai wahana bermain dan belajar bagi anak anak, dengan tujuan menanamkan prinsip keberlanjutan sejak dini.

David Knecht, manajer program keadilan iklim di Fastenaktion, menambahkan bahwa Takhta Suci memiliki peluang penting untuk memajukan aksi iklim dalam skala besar dengan memobilisasi keuskupan dan lembaga agama menuju energi terbarukan dan penggunaan lahan yang berkelanjutan.

Di tengah persiapan negara-negara untuk menghadiri KTT iklim PBB (COP30) di Brasil, komitmen Vatikan ini berfungsi sebagai pengingat penting bahwa setiap kontribusi, sekecil apa pun, sangat berarti dalam upaya bersama membendung laju pemanasan global.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau