Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengubah Wajah Kampung Nelayan di Pesisir untuk Entaskan Kemiskinan

Kompas.com, 27 Oktober 2025, 15:34 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berencana membangun Kampung Nelayan Merah Putih atau KNMP di 1.100 lokasi.

Menteri KP, Sakti Wahyu Trenggono, menjelaskan pembangunan KNMP berakar dari tujuan pemerintah memangkas angka kemiskinan di wilayah pesisir.

Menurutnya, meski Indonesia telah 80 tahun merdeka, kondisi nelayan dalam negeri justru berkebalikan.

"Kita masih sangat-sangat tradisional, cara penangkapannya masih tradisional, lalu kampung-kampungnya juga jorok, kotor. Jadi Bapak Presiden ingin masyarakat produktif betul-betul harus bangkit dan bisa sejahtera," jelas Trenggono, Senin (27/10/2025).

Intervensi pembangunan KNMP dinilai menjadi kunci peningkatan produktivitas guna mengubah wajah kampung nelayan di pesisir Indonesia. Trenggono mencatat, Indonesia memiliki lebih dari 12.000 desa pesisir di mana 70 hingga 80 persen warganya bergantung pada laut.

Baca juga: Nelayan Sumba Didorong Kelola Laut Berbasis Data dan Kearifan Lokal

Sebagian besar meraup pundi-pundi rupiah dengan menjadi nelayan kecil ataupun pembudi daya.

"Kalau kami lihat memang sudah 80 tahun boleh dibilang Indonesia merdeka, dari kajian kami banyak sekali sudah yang diberikan bantuan kepada mereka. Tetapi bentuk bantuannya tidak bisa menyelesaikan persoalan mereka untuk meningkatkan produktivitas," papar Trenggono.

KKP lantas bertekad membantu para nelayan dengan menyiapkan sarana dan prasarana produksi.

Sejumlah fasilitas bakal dibangun antara lain dermaga, gudang beku, balai pelatihan, pabrik es, sentra kuliner, menara pandang, docking kapal, tempat pelelangan ikan besarta drainase dan IPAL, hingga gedung perkantoran di kampung nelayan yang baru.

"Semua yang kami lakukan, seperti pembangunan wilayah atau kampung budi daya. Selain itu kami buat model (KNMP) dahulu," ucap dia.

Sementara itu, Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menyambut rencana ini dengan harapan baru, tak lain, kesejahteraan nelayan di pesisir.

Ketua Umum KNTI, Dani Setiawan, menilai KNMP dapat menggerakkan ekonomi di desa pesisir untuk produksi pangan perikanan dan kelautan dalam rangka menciptakan lapangan kerja sekaligus mengentaskan kemiskinan.

Baca juga: Perairan Timur Indonesia Terancam: Nelayan Kian Miskin, Ekosistem di Ujung Tanduk

"Membangun kampung nelayan merupakan satu pertempuran besar yang amat sangat penting dan harus didekati dengan cara-cara yang patriotik. Bukan hanya sekadar dari kampung yang tradisional menjadi kampung modern, tetapi juga menjiwai pembangunan kampung pesisir dengan semangat merah putih," ujar Dani dalam konferensi pers di KKP, (15/9/2025).

Ia mengatakan, KNMP juga diharapkan meningkatkan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat pesisir. Di sisi lain, Dani menyoroti bahwa pembangunan ekonomi dalam KNMP harus berorientasi pada peningkatan investasi, penciptaan lapangan kerja, dan pengurangan kemiskinan di desa pesisir.

Selain itu melibatkan organisasi ekonomi rakyat melalui koperasi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LSM/Figur
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Pemerintah
Uni Eropa Tindak Tegas 'Greenwashing' Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Uni Eropa Tindak Tegas "Greenwashing" Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Pemerintah
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Pemerintah
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Pemerintah
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Pemerintah
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
Pemerintah
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Pemerintah
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
LSM/Figur
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
Pemerintah
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Pemerintah
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
LSM/Figur
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
Pemerintah
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
LSM/Figur
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau