Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trend Asia: Indonesia Bermuka Dua soal Iklim, Janji Manis ke Dunia, Ingkari Warganya

Kompas.com, 4 November 2025, 16:06 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru kampanye energi Trend Asia, Novita Indri Pratiwi menilai, kebijakan penanganan krisis iklim di Indonesia 'bermuka dua'.

Di satu sisi, pemerintah Indonesia menggembar-gemborkan strategi adaptasi dan mitigasi krisis iklim. Di sisi lain, pemerintah Indonesia malah masih mempertahankan PLTU atau melakukan deforestasi untuk proyek strategis nasional (PSN) di Merauke.

"Tentu (bermuka dua), kami melihat ini menjadi sebuah kontradiksi. Di panggung dunia, Presiden kita (Prabowo Subianto) menggebu-gebu 'Oh, kita akan pensiunkan PLTU, kita mau target 100 persen (energi terbarukan). Tapi ternyata dalam level kebijakan nasionalnya, di RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) terlihat ya, masih ada batu bara di situ, masih ada pembangkit gas di situ, masuk biomass di situ ya kan," ujar Novita di Jakarta, Selasa (4/10/2025).

Baca juga: Ini Hitungan Kerugian Ekonomi yang Terjadi di Indonesia akibat Krisis Iklim

Menurut Novita, pembangkit listrik berbasis batu bara, gas, sampai biomassa, merupakan sumber energi yang justru berkontribusi terhadap krisis iklim.

Ia juga mempertanyakan laporan adaptasi dan mitigasi krisis iklim pada sektor energi. Katanya, semestinya perkembangan adaptasi dan mitigasi krisis iklim pada sektor energi disampaikan para pihak terkait ke publik.

"Saat ini belum (terlihat sama sekali laporan adaptasi dan mitigasi krisis iklim pada sektor energi). Justru kalau aku merujuk ke dokumen Second NDC (Nationally Determined Contribution) terbaru, yang di-submit sama KLH di situ untuks ektor energi masih mengakomodir penggunaan CCUS (carbon capture, utilization, and storage)," tutur Novita.

Di dalam RUPTL 2025-2034, narasi yang diarusutamakan ialah pengurangan penggunaan batu bara untuk PLTU dan menggantinya dengan gas (PLTG) untuk mengisi masa transisi energi. Padahal, gas bukanlah energi baru terbarukan, melainkan bagian dari energi fosil, seperti batu bara.

Baca juga: Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?

"Memang kami melihat bahwa apa yang disampaikan pemerintah di mata dunia dan kebijakan nasional itu kontradiksi. Seharusnya apa yang disampikan Prabowo ketika bilang 'Oke, kita mau pensiunkan semua PLTU dalam 15 tahun', itu harusnya yang terefleksikan dalam kebijakan," ucapnya.

Menurut Novita, berbagai pernyataan Prabowo terkait transisi energi semestinya diwujudkan dalam peraturan menteri (Permen), peraturan pemerintah (PP), atau peraturan presiden (Perpres). 

Ia menyesalkan, sampai saat ini tidak ada lembaga yang secara khusus mengawal adpatasi dan mitigasi krisis iklim.

"Yah, sayangnya saat ini semuanya diparkirkan ke kementerian-kementerian ya. Jadi, ya sudah, (Kementerian) ESDM ngapain, perikanan (KKP) ngapain, kami juga melihat ada beberapa kebijakan itu yang masih belum inline lintas kementerian seperti RUPTL itu masih mengakomodir ya energi fosil. Second NDC belum meng-address potensi-potensi cemaran lainnya. Jadi, lagi-lagi ya, bisa kita bilang masih ada kontradiksi," ujar Novita.

Di sisi lain, solusi yang ditawarkan pemerintahan Prabowo-Gibran dalam penanganan krisis iklim cenderung tidak menjawab akar masalahnya. Kata dia, penanganan krisis iklim tidak bisa sporadis, mengingat permasalahan tersebut sangat kompleks dan sistematis.

"Naiknya, muka air laut, solusinya bangun tanggung giant sea wall sepanjang Jakarta. Pertanyaannya, apakah dengan bangun tanggul masalah muka air laut akan menurun? Enggak, karena ini masalah kompleks. Ini masalahnya bukan hanya air laut naik, tapi pertanyaan kenapa air laut ini bisa naik?. Jadi, memang masih ada banyak kontradiksi-kontradiksi," tutur Novita.

Baca juga: Solusi Krisis Iklim Ada di Akar Rumput, Pemerintah Jangan Bikin Program Sepihak

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kemenhut: Perambahan Ilegal Habitat Gajah di TN Kerinci Seblat Capai 4 Ha
Kemenhut: Perambahan Ilegal Habitat Gajah di TN Kerinci Seblat Capai 4 Ha
Pemerintah
Menyelamatkan Burung Laut, Menyelamatkan Lautan
Menyelamatkan Burung Laut, Menyelamatkan Lautan
LSM/Figur
Kota Global Butuh 105 Miliar Dollar AS untuk Pendanaan Proyek Iklim
Kota Global Butuh 105 Miliar Dollar AS untuk Pendanaan Proyek Iklim
Pemerintah
Target Berbasis Sains Tingkatkan Hubungan Korporasi dengan Investor Secara Signifikan
Target Berbasis Sains Tingkatkan Hubungan Korporasi dengan Investor Secara Signifikan
Pemerintah
Trend Asia: Indonesia Bermuka Dua soal Iklim, Janji Manis ke Dunia, Ingkari Warganya
Trend Asia: Indonesia Bermuka Dua soal Iklim, Janji Manis ke Dunia, Ingkari Warganya
LSM/Figur
Lembaga Ini Sebut Pengoperasian 20 PLTU di Indonesia Sebabkan 156.000 Kematian Dini
Lembaga Ini Sebut Pengoperasian 20 PLTU di Indonesia Sebabkan 156.000 Kematian Dini
LSM/Figur
Kapasitas Listrik dari Pembangkit Tenaga Angin Lepas Pantai Naik 3 Kali Lipat pada 2030
Kapasitas Listrik dari Pembangkit Tenaga Angin Lepas Pantai Naik 3 Kali Lipat pada 2030
LSM/Figur
Algoritma Medsos Semakin Tentukan Isu Publik yang Dianggap Penting
Algoritma Medsos Semakin Tentukan Isu Publik yang Dianggap Penting
LSM/Figur
Bersihkan Kawasan Mandalika, ITDC Tangani 7,2 Ton Sampah Kiriman di Pantai Tanjung Aan
Bersihkan Kawasan Mandalika, ITDC Tangani 7,2 Ton Sampah Kiriman di Pantai Tanjung Aan
BUMN
Polusi Udara dari Bahan Bakar Fosil Sebabkan 2,52 Juta Kematian
Polusi Udara dari Bahan Bakar Fosil Sebabkan 2,52 Juta Kematian
LSM/Figur
Ini Hitungan Kerugian Ekonomi yang Terjadi di Indonesia akibat Krisis Iklim
Ini Hitungan Kerugian Ekonomi yang Terjadi di Indonesia akibat Krisis Iklim
Pemerintah
Bukan dari Aspirasi Petani, Kebijakan Pertanian Sulit Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Bukan dari Aspirasi Petani, Kebijakan Pertanian Sulit Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
LSM/Figur
BMKG Perkirakan Hujan Lebat Disertai Petir Bakal Landa Sejumlah Wilayah
BMKG Perkirakan Hujan Lebat Disertai Petir Bakal Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Incar Ekonomi Tumbuh 8 Persen, RI Perlu Andalkan Peternakan dan Perikanan
Incar Ekonomi Tumbuh 8 Persen, RI Perlu Andalkan Peternakan dan Perikanan
Pemerintah
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau