KOMPAS.com - Ekonomi yang berfokus pada keberlanjutan atau ekonomi hijau sedang naik daun.
Berdasarkan laporan baru yang menilai kinerja sektor dan arus investasi, ekonomi hijau akan menghasilkan lebih dari 7 triliun dolar AS setiap tahun sebelum akhir dekade ini.
Laporan dari Forum Ekonomi Dunia (WEF) dan Boston Consulting Group ini, mengkonfirmasi bahwa ekonomi hijau sekarang sudah bernilai 5 triliun dolar AS setiap tahun.
Melansir Edie, Kamis (4/12/2025) laporan juga menyatakan bahwa ekonomi hijau telah menjadi sektor dengan pertumbuhan tercepat kedua selama dekade terakhir setelah teknologi.
Ekonomi hijau juga terus berkembang terlepas dari masalah ekonomi makro yang lebih luas seperti ketidakpastian ekonomi atau pertumbuhan yang lesu di berbagai sektor tradisional lainnya.
Baca juga: EV Bukan Cuma Tren: Pacu Ekonomi Hijau, Pangkas Beban, Ciptakan 150 Ribu Green Jobs
Studi menyoroti pula bahwa perusahaan yang memperoleh pendapatan dari energi terbarukan, mobilitas listrik, teknologi hemat energi, atau solusi rendah karbon lainnya telah mencapai imbal hasil finansial yang jauh lebih kuat.
Lebih lanjut, laporan juga menunjukkan adanya bukti finansial mengapa investasi di ekonomi hijau menguntungkan.
Data dalam laporan mengungkapkan pendapatan hijau atau penghasilan yang berasal dari penjualan produk yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, tumbuh dua kali lebih cepat daripada lini bisnis konvensional di seluruh pasar publik.
Perusahaan yang berfokus pada keberlanjutan tidak hanya tumbuh lebih cepat tetapi juga mendapat pembiayaan yang lebih mudah serta valuasi yang jauh lebih tinggi (premi 12-15 persen) dibandingkan pesaing mereka yang konvensional.
Laporan menghubungkan sebagian besar momentum tersebut dengan menurunnya biaya teknologi.
Baca juga: Kemenaker: Ekonomi Hijau Bisa Ciptakan Lapangan Kerja Baru
Sejak 2010, biaya listrik tenaga surya fotovoltaik dan baterai ion-litium telah turun sekitar 90 persen dan biaya energi angin lepas pantai telah turun 50 persen.
Dengan pertumbuhan ekonomi hijau ini, ada optimisme untuk mencapai tujuan dekarbonisasi global.
Para ahli menghitung bahwa lebih dari separuh pemotongan emisi diperlukan untuk dekarbonisasi global dapat dicapai menggunakan solusi yang biayanya sudah kompetitif, dan hanya sebagian kecil yang memerlukan biaya signifikan atau perubahan gaya hidup yang drastis (5 persen).
Sementara untuk emisi yang sulit dihilangkan karena teknologinya terlalu mahal, membutuhkan intervensi bersama dari pemerintah melalui kebijakan serta sektor swasta.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya