Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Gajah Terlatih Bantu Angkut Material akibat Banjir di Aceh

Kompas.com, 9 Desember 2025, 10:27 WIB
Zintan Prihatini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mengerahkan empat gajah yang sudah terlatih untuk membantu mengangkut material pasca-banjir bandang di Pidie Jaya, Aceh. Tujuannya untuk mempercepat penanganan dan pemulihan setelah bencana alam melanda wilayah tersebut pada akhir November lalu.

Kepala Balai KSDA Aceh, Ujang Wisnu Barata memastikan prosesnya dilakukan dengan kehati-hatian, perencanaan yang matang, serta mengutamakan penerapan prinsip kesejahteraan satwa.

Baca juga:

“Keempat gajah terlatih diangkut menggunakan truk langsir dari tempat tambat menuju lokasi target penanganan. Hal ini dilakukan untuk keamanan dan keselamatan gajah, termasuk menghindari stres sebelum mendukung penanganan area terdampak banjir," kata Ujang dalam keterangannya, Senin (8/12/2025).

Sebelum gajah jinak diturunkan ke lapangan, tambah dia, petugas terlebih dahulu menyurvei lokasi, aksesibilitas, tingkat keamanan, serta kebutuhan operasional.

Langkah tersebut untuk menentukan rute, titik kerja, area istirahat gajah, serta pengaturan durasi kerja yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi satwa.

Menurut Ujang, tim memastikan area istirahat dipersiapkan memadai untuk gajah termasuk ketersediaan pakan yang cukup, suplemen pendukung, dan sistem pemantauan kesehatan berkala.

"Kebutuhan air minum satwa juga menjadi perhatian utama. Untuk menjamin kecukupan konsumsi air, tim menyiagakan satu unit mobil slip-on berisi tangki dan selang air yang standby setiap saat di lokasi kerja," tutur Ujang.

Baca juga:

Pemanfaatan gajah untuk penanganan bencana, amankah?

Empat ekor gajah terlatih dikerahkan untuk membantu mengangkut material setelah bencana banjir di Aceh. canva.com Empat ekor gajah terlatih dikerahkan untuk membantu mengangkut material setelah bencana banjir di Aceh.

Pemanfaatan gajah terlatih untuk penanganan bencana sempat diterapkan di beberapa negara Asia.

Menurut Ujang, gajah memiliki kemampuan untuk membantu penanganan bencana selama dilakukan secara aman, didampingi petugas, dan mengedepankan keselamatannya.

Penentuan titik-titik lokasi kerja juga dilakukan melalui koordinasi intensif dengan Bupati Pidie Jaya dan unsur Kepolisian setempat agar waktu kerja gajah tidak bekerja melebihi kapasitas.

Ujang memaparkan, tim yang bertugas terdiri dari delapan pelatih, personel Polisi Kehutanan (Polhut) Resor, serta dokter hewan. Semua kegiatan turut dikawal kepolisian sehingga operasional dapat berlangsung tertib, aman, dan terarah.

"Mobilisasi gajah jinak ini merupakan langkah kolaboratif untuk membantu percepatan pemulihan kondisi lingkungan pasca-banjir, terutama di wilayah yang sulit dijangkau alat berat," jelas Ujang.

Selain berfokus pada pemulihan, misi tersebut juga menunjukkan komitmen kuat bahwa penggunaan satwa dalam operasi lapangan harus selalu menghormati dan menjaga kesejahteraannya.

Baca juga:

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Bencana Sumatera, BRIN Soroti Mitigasi Lemah Saat Siklon Senyar Terjadi
Bencana Sumatera, BRIN Soroti Mitigasi Lemah Saat Siklon Senyar Terjadi
Pemerintah
Nestapa Gajah Sumatera
Nestapa Gajah Sumatera
Pemerintah
Kerusakan Lingkungan Capai Rp 83 Triliun per Jam, PBB Desak Transformasi Sistem Pangan dan Energi
Kerusakan Lingkungan Capai Rp 83 Triliun per Jam, PBB Desak Transformasi Sistem Pangan dan Energi
Pemerintah
Menyelamatkan Spesies Endemik, Strategi Konservasi Taman Safari Indonesia di Era Perubahan Iklim
Menyelamatkan Spesies Endemik, Strategi Konservasi Taman Safari Indonesia di Era Perubahan Iklim
Swasta
Impor Limbah Plastik Picu Kenaikan Sampah Pesisir, Simak Penelitiannya
Impor Limbah Plastik Picu Kenaikan Sampah Pesisir, Simak Penelitiannya
LSM/Figur
Anak-anak Korban Bencana di Sumatera Dapat Trauma Healing
Anak-anak Korban Bencana di Sumatera Dapat Trauma Healing
Pemerintah
Cegah Deforestasi, Koalisi LSM Rilis Panduan Baru untuk Perusahaan
Cegah Deforestasi, Koalisi LSM Rilis Panduan Baru untuk Perusahaan
LSM/Figur
Dukung Pembelajaran Anak Disabilitas, Wenny Yosselina Kembangkan Buku Visual Inklusif
Dukung Pembelajaran Anak Disabilitas, Wenny Yosselina Kembangkan Buku Visual Inklusif
LSM/Figur
Kemendukbangga: Program MBG Bantu Cegah Stunting pada Anak
Kemendukbangga: Program MBG Bantu Cegah Stunting pada Anak
Pemerintah
Mengapa Anggaran Perlindungan Anak Harus Ditambah? Ini Penjelasannya
Mengapa Anggaran Perlindungan Anak Harus Ditambah? Ini Penjelasannya
LSM/Figur
Banjir di Sumatera, Kemenhut Beberkan Masifnya Alih Fungsi Lahan
Banjir di Sumatera, Kemenhut Beberkan Masifnya Alih Fungsi Lahan
Pemerintah
Limbah Plastik Diprediksi Capai 280 Juta Metrik Ton Tahun 2040, Apa Dampaknya?
Limbah Plastik Diprediksi Capai 280 Juta Metrik Ton Tahun 2040, Apa Dampaknya?
LSM/Figur
Koperasi Bisa Jadi Kunci Transisi Energi di Masyarakat
Koperasi Bisa Jadi Kunci Transisi Energi di Masyarakat
LSM/Figur
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
LSM/Figur
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau