KOMPAS.com – Sampah organik adalah salah satu jenis sampah yang dihasilkan oleh alam atau aktivitas manusia. Contoh sampah organik adalah sisa makanan, kotoran hewan atau manusia, dan sisa-sisa makhluk hidup lain.
Manusia menghasilkan sampah organik sebagai efek dari aktivitasnya. Sampah organik yang dihasilkan rumah tangga contohnya adalah sisa-sisa makanan, kulit buah, sayur-sayuran yang tidak terpakai, buah atau sayuran yang sudah membusuk, dan lain sebagainya.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2017 mencatat bahwa sekitar 60 persen total sampah yang ada adalah sampah organik.
Baca juga: 4 Tips Mengolah Sampah dari Rumah, Bisa Dijadikan Gas untuk Masak
Sektor rumah tangga menjadi penyumbang terbesarnya. Oleh karenanya, mengelola sampah dari rumah sendiri adalah salah satu langkah yang baik dilakukan untuk mengurangi timbunan sampah ke tempat pembuangan akhir.
Salah satu cara mengolah sampah organik adalah dengan membuat biopori. Dilansir dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar, biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah.
Lubang ini berfungsi sebagai metode resapan air guna mengatasi genangan dengan cara meningkatkan daya resap air di dalam tanah.
Dilansir dari Waste4Change, biopori berguna menjadi sumber resapan air guna menangkal banjir atau genangan saat hujan datang.
Pengolahan sampah untuk biopori cocok dilakukan di kawasan rawan banjir. Berikut alat, bahan, serta cara membuat biopori.
Baca juga: Dua Pilihan bagi Pemda Kelola Sampah, Salah Satunya Hasilkan Cuan
Dilansir dari Ditjen SDA Kementerian PUPR, alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat biopori cukup sederhana yaitu:
Setelah alat dan bahan terkumpul, lubangi semua sisi pipa PVC terlebih dengan ukuran yang kecil-kecil.
Melubangi pipa PVC bisa menggunakan solder atau paku yang dipanasi.
Baca juga: Lebih Jauh dengan TPS3R, Teknologi Pengolah Sampah Ramah Lingkungan
Baca juga: TPA Sampah Ramah Lingkungan Dibangun di Sarolangun Jambi
Agar awet, lubang biopori sebaiknya dirawat secara berkala. Fungsi perawatan juga ditujukan agar fungsi penyerapan tetap maksimal.
Berikut langkah-langkah untuk merawat lubang biopori.
Baca juga: Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik serta Cara Mengolahnya
Tidak hanya satu, lubang biopori bisa dibuat di beberapa tempat dan diisi dengan sampah organik lainnya.
Lubang biopori juga merupakan langkah praktis tanpa ribet mengolah sampah organik yang tidak butuh perhatian yang intensif.
Selain efektif untuk mengelola sampah organik, lubang biopori juga bermanfaat memberi nutrisi bagi tanah yang ada di dalamnya dan fungsi utamanya sebagai resapan untuk menghindari banjir atau genangan air.
Baca juga: Pimpin Kampanye Daur Ulang, Danone Ingatkan Pengelolaan Sampah Plastik
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya