BANGKA TENGAH, KOMPAS.com - Masyarakat di kawasan pesisir Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mulai merasakan dampak kekeringan musim kemarau.
Seperti di daerah Batu Belubang, Pangkalanbaru, sebanyak 3.800 warga yang tersebar di empat RT kesulitan mendapatkan air bersih. Sebagian besar warga tak bisa mengandalkan sumur tanah karena rasa airnya yang payau.
"Kondisi kemarau ini mulai dirasakan dampaknya oleh masyarakat, karena itu Polda dan Polres jajaran bergerak untuk menyalurkan air bersih dan sembako pada masyarakat," kata Kepala Polda Bangka Belitung Irjen Yan Sultra di Batu Belubang, Rabu (13/9/2023).
Baca juga: Hadapi Kekeringan Dampak El Nino, Ini Strategi Kementan
Air bersih yang disalurkan kepolisian menggunakan mobil water treatment. Sehingga air yang diterima masyarakat bisa langsung digunakan untuk memasak maupun konsumsi sehari-hari.
Masyarakat datang ke lokasi dengan membawa galon masing-masing untuk selanjutnya diisi petugas dari mobil water treatment.
Selain mobil water treatment, pasokan air juga menggunakan mobil tanki milik kepolisian. Air tersebut sengaja dipasok untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga semisal mencuci dan mandi. Air disalurkan pada jeriken yang dibawa masyarakat.
Yan mengungkapkan, penyaluran air bersih dilakukan bersama-sama dengan unit siaga bencana lainnya seperti BPBD dan Basarnas.
Baca juga: Hadapi Ancaman Kekeringan, Anggaran Ketahanan Pangan Pemda Diminta Dinaikkan
Setiap instansi menjangkau permukiman warga yang membutuhkan air bersih untuk kebutuhan dasar rumah tangga mereka.
"Kami mengingatkan juga untuk saling menjaga lingkungan tempat tinggal dan jangan membakar lahan atau membuang puntung rokok sembarangan karena masih musim kemarau," ujar Yan.
Pada kesempatan itu juga disalurkan bantuan beras kemasan lima kilogram pada sejumlah warga.
"Alhamdulillah air bersih dapat beras juga dapat. Kebutuhan pokok dapur aman untuk beberapa hari ini," ujar Rendi, salah seorang warga penerima manfaat.
Sementara dari catatan Satgas Karhutla Bangka Belitung hingga 13 September 2023, luasan lahan yang terbakar mencapai 1.168 hektar. Sebagian lahan yang terbakar berada di pinggir jalan raya dan pinggir pantai.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya