Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mandatori Biodiesel RI Lampaui Target 2023, Hemat Devisa Rp 120 Triliun

Kompas.com - 17/01/2024, 06:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Upaya mengurangi emisi gas CO2 terus dilakukan pemerintah pada masa transisi energi. Salah satunya dengan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan seperti biodiesel.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menuturkan, pada tahun 2023, pemanfaatan biodiesel untuk pasar domestik mencapai 12,2 juta Kilo Liter (KL). 

Jumlah tersebut melebihi target yang dipatok pada 2023 sebesar 10,65 juta KL, atau secara persentase mencapai 114,5 persen. 

"Pada tahun 2023 telah diluncurkan program mandatori biodiesel ke bahan bakar fosil dengan persentase mencapai 35 persen atau B35, tahun 2023 sudah mencapai 12,2 juta KL dan ditargetkan 12,5 juta KL di 2024," ujar Arifin saat konferensi pers capaian Kementerian ESDM tahun 2023 di Jakarta, Senin (15/1/2024). 

Biodiesel hemat devisa

Dengan program mandatori biodiesel tersebut, Arifin mengatakan, telah memberi efek ekonomi yang besar bagi Indonesia pada tahun 2023. Terjadi penghematan devisa negara mencapai 7,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 120,54 triliun.

Baca juga: Koalisi Transisi Bersih Desak Skandal Korupsi Subsidi Industri Biodiesel Diusut Tuntas

"Devisa kita bisa hemat, karena kita bisa mengurangi importasi solar, termasuk crude, karena kita bisa campur dengan kita punya fame," cetus Arifin.

Efek ekonomi lain dari program mandatori biodiesel adalah terjadi peningkatan nilai tambah dari Crude Palm Oil (CPO) menjadi biodiesel sebesar Rp 15,82 triliun.

Selain itu, terjadi penyerapan tenaga kerja yang sangat besar, yaitu lebih dari 11.000 partisipasi tenaga kerja off-farm, dan juga mencapai 1,5 juta pekerja on-farm.

Sementara itu, pemanfaatan dari program mandatori biodiesel juga terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, pada tahun 2020, sebanyak 8,4 juta KL. Kemudian naik menjadi 9,3 juta KL pada tahun 2021, dan pada tahun 2022 berada pada angka 10,45 juta KL. 

Dikutip dari Kompas.com (8/9/2023), program penggunaan bahan bakar biodiesel yakni pencampuran bahan bakar nabati (BBN) dengan solar telah membuat Indonesia menghemat devisa impor cukup signifikan.

Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, penerapan program B30 telah membuat negara menghemat devisa mencapai 8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 122 triliun sepanjang 2022.

Adapun B30 merupakan bahan bakar hasil percampuran antara 30 persen fatty acid methyl ester (FAME) dan 70 persen solar. FAME merupakan minyak nabati turunan dari minyak sawit mentah.

Maka, penghematan pun didapat dari pemanfaatan bahan bakar nabati sawit, sehingga Indonesia mampu mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) solar.

Selain penghematan devisa, penerapan biodiesel juga berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 25 juta ton CO2 sepanjang tahun 2022. 

 

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com