Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/01/2024, 17:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -Gagasan tentang pembangunan bioregional muncul dalam acara Debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) 2024, Minggu (21/1/2024) di Jakarta.

Saat itu, Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin bertanya kepada Cawapres Nomor Urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengenai strategi pembangunan berbasis bioregional.

Menurut Cak Imin, wilayah Indonesia terbagi bukan hanya politik dan administrasi, tapi ekosistem lingkungan sekaligus komunitas masyarakat yang tumbuh jadi pertimbangan.

Karena itu, pembangunan pun harus dilakukan berdasarkan kearifan lokal dan potensi yang ada pada masyarakat setempat.

Baca juga: Gibran Dinilai Tak Paham Soal Reforma Agraria

”Misalnya Papua, jangan pernah salah membangun Papua, Papua harus berbasis pemerataan dan keadilan sempurna. Lalu, Maluku dengan kekuatan maritimnya bisa menjadi bioregional untuk pengembangan kelautan dan perikanan, dan Jawa bisa menumbuhkan potensi ekonomi yang berkelanjutan,” ungkap Cak Imin.

Gagasan Cak Imin mengenai pembangunan berbasis bioregional ternyata juga disuarakan oleh Walhi.

Manajer Kampanye Tambang dan Energi Walhi Fanny Tri Jambore Christanto mengatakan, konsep pembangunan berbasis bioregional sangat tepat dilakukan di Indonesia.

Baca juga: Walhi Tegaskan Bank Tanah Bukan Bagian dari Reforma Agraria

Hal ini karena tidak semua tempat memiliki daya dukung dan daya tampung yang sama serta memiliki kekhasan kewilayahan yang beragam.

Jika semua tempat dijadikan untuk perkebunan monokultur, katakanlah sawit, maka akan sangat berbeda di wilayah bergambut.

"Di wilayah bergambut, yang harus dilakukan adalah mereka mengeringkan gambutnya terlebih dahulu. yang terjadi adalah kebakaran hutan yang terus-menerus,” ungkap Fanny dalam diskusi di Kantor Eksekutif Nasional Walhi, Jakarta, Selasa (23/1/2024).

Sementara itu, menurut Fanny, jika di wilayah kars dibuka usaha pertambangan maka akan berdampak pada sumber air di bawah tanah.

Setiap wilayah di Indonesia punya kekhasan, bukan hanya secara biodiversitas dan bentang alam tapi juga relasi antara manusia dengan alamnya yang sudah terbangun sejak lama.

“Pembangunan harus mempertimbangkan bioregional sebagai bagian dari upaya untuk penguatan ekonomi karena lebih mampu adaptif dengan situasi baik wilayahnya maupun masyarakat yang ada,” tambah Fanny.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com