Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejar Target Penurunan Stunting, BKKBN: Nikahlah pada Usia yang Tepat

Kompas.com - 26/02/2024, 14:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus berfokus mengejar target penurunan stunting 14 persen pada tahun ini.  

"Kami mau fokus tentang stunting, betul-betul butuh kerja keras karena stunting kita targetkan 14 persen di tahun 2024, fokus kedua adalah menurunkan angka unmet need, dimana selama pandemi COVID-19 akseptor yang semestinya mendapat pelayanan KB tetapi belum terlayani," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, dilansir dari Antara, Senin (26/2/2024). 

Hal ini disampaikan Hasto usai menghadiri konsolidasi Program Dukungan Manajemen Nasional dalam Percepatan Capaian Bangga Kencana dan Penurunan Stunting tahun anggaran 2024 di Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (23/2/2024). 

Selain itu, usia pernikahan juga menjadi fokus kinerja BKKBN pada 2024. Ia meminta agar perempuan jangan terlalu muda dan terlalu tua ketika menikah.

"Perempuan-perempuan kalau kawin jangan terlalu muda, jangan kurang dari 20 tahun, target BKKBN minimal 22 tahun, tetapi juga jangan terlalu tua. Jadi, kalau jomblo jangan lama-lama, karena terlalu muda dan terlalu tua risiko stuntingnya tinggi," pesannya.

Baca juga: KB Setelah Persalinan Berperan Penting Cegah Stunting

Hasto menambahkan, fokus BKKBN juga pada kebutuhan kontrasepsi (KB) modern yang tidak terpenuhi (unmeet need) pada tahun 2024.

"Kebutuhan KB modern yang tidak terpenuhi 7,70 persen pada 2023, ditargetkan menjadi 7,40 persen pada 2024," ujar Hasto.

Sebab, dikutip dari laman BKKBN, beberapa faktor risiko yang mudah diamati dan signifikan dalam mempengaruhi terjadinya stunting, antara lain sanitasi, akses air bersih, kondisi 4Terlalu, dan kesertaan KB modern.

Pengertian 4Terlalu adalah Terlalu muda melahirkan, Terlalu tua melahirkan, Terlalu dekat jarak kelahiran, dan Terlalu banyak anak.

Target BKKBN lainnya

Selain penurunan stunting dan unmeet need, BKKBN juga akan menggenjot pencapaian beberapa target di tahun 2024.

Di antaranya, penurunan angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR), prevalensi kontrasepsi modern (mCPR), dan kelahiran menurut umur atau age specific fertility rate (ASFR).

Hasto juga menyebutkan, capaian prevalensi kontrasepsi modern (mCPR) pada tahun 2023 sebesar 62,92 persen ditargetkan menjadi 63,41 persen pada tahun 2024.

"Target-target ini harus dipetakan di depan untuk kemudian dicapai. Kinerja-kinerja lain yang sifatnya administratif dan juga menunjukkan akuntabilitas, nilainya juga harus bagus, karena target-target itu yang menjadikan indikator kinerja," tutur dia. 

Hasto juga menginformasikan bahwa BKKBN kini memiliki indeks baru, yakni Indeks Pembangunan Keluarga atau iBangga.

Indeks ini terkait keluarga yang mandiri, tenteram dan bahagia, dengan target di atas 60. Adapun saat ini telah mencapai 61.

"Indeks pembangunan keluarga ini seperti indeks kebahagiaan keluarga atau happiness index," pungkasnya.

Baca juga:

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Jaga Keanekaragaman Hayati, Masyarakat Adat Kalimantan Bersuara di COP 16

Jaga Keanekaragaman Hayati, Masyarakat Adat Kalimantan Bersuara di COP 16

LSM/Figur
Nol Emisi Kini Bukan Sekedar Mimpi Ibu Pertiwi...

Nol Emisi Kini Bukan Sekedar Mimpi Ibu Pertiwi...

Swasta
Dana Infrastruktur Transisi Energi Terkumpul 215 Miliar Dollar AS Sejak 2014

Dana Infrastruktur Transisi Energi Terkumpul 215 Miliar Dollar AS Sejak 2014

Pemerintah
Mengalirkan Harapan Energi Bersih Berkelanjutan pada Ratusan PLTA di Negeri Kaya Air

Mengalirkan Harapan Energi Bersih Berkelanjutan pada Ratusan PLTA di Negeri Kaya Air

BUMN
Tiap Pengiriman E-mail dan Posting di Medsos Berpotensi Merusak Lingkungan

Tiap Pengiriman E-mail dan Posting di Medsos Berpotensi Merusak Lingkungan

LSM/Figur
10 Negara dengan Kapasitas Baterai Paling Besar di Dunia, China Nomor Wahid

10 Negara dengan Kapasitas Baterai Paling Besar di Dunia, China Nomor Wahid

Pemerintah
19 Persen Kawasan Ekosistem Esensial Ada di Dalam HGU

19 Persen Kawasan Ekosistem Esensial Ada di Dalam HGU

LSM/Figur
Bahan Pemadam Kebakaran Mengandung Logam Berat yang Cemari Lingkungan

Bahan Pemadam Kebakaran Mengandung Logam Berat yang Cemari Lingkungan

Pemerintah
Ganti Rugi Pemulihan Lingkungan Capai Rp 20 Triliun, tapi Belum Masuk Kas Negara

Ganti Rugi Pemulihan Lingkungan Capai Rp 20 Triliun, tapi Belum Masuk Kas Negara

LSM/Figur
2 Bank Ini Salurkan Pembiayaan Berkelanjutan Rp 110 Triliun hingga September 2024

2 Bank Ini Salurkan Pembiayaan Berkelanjutan Rp 110 Triliun hingga September 2024

Swasta
Terdapat Area yang Terbuka, Hutan Kemasyarakatan di Kalteng Perlu Restorasi

Terdapat Area yang Terbuka, Hutan Kemasyarakatan di Kalteng Perlu Restorasi

LSM/Figur
Festival Makanan Berkelanjutan di Bali: Kurangi Jejak Karbon dengan Bahan Lokal

Festival Makanan Berkelanjutan di Bali: Kurangi Jejak Karbon dengan Bahan Lokal

Swasta
Restorasi Hutan Kalteng, Epson Gandeng WWF Tanam 200.000 Pohon

Restorasi Hutan Kalteng, Epson Gandeng WWF Tanam 200.000 Pohon

Swasta
Ekspor Hidrogen Indonesia Berpotensi Hadapai Sejumlah Tantangan

Ekspor Hidrogen Indonesia Berpotensi Hadapai Sejumlah Tantangan

LSM/Figur
Penggunaan AI Berpotensi Sebabkan Dunia Dibanjiri Limbah Elektronik

Penggunaan AI Berpotensi Sebabkan Dunia Dibanjiri Limbah Elektronik

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau