KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengingatkan pentingnya calon pengantin mempersiapkan prakonsepsi ketimbang menghabiskan terlalu banyak dana untuk pre-wedding.
Prakonsepsi adalah persiapan atau pemeriksaan kehamilan sebelum proses pembuahan, yang bertujuan untuk mengidentifikasi resiko yang dapat memengaruhi kesehatan wanita atau pasangan usia produktif yang ingin hamil.
“Saya sering kritik, jangan banyak pre-wedding lah, habis banyak. Coba kita menyiapkan prakonsepsi, bagaimana menyiapkan istri dan suami," kata Hasto, dikutip dari Antara, Senin (18/3/2024).
Sebab, seorang istri harus dipersiapkan 90 hari atau tiga bulan sebelum menikah, mengingat perempuan hanya menghasilkan satu sel telur saja. Sementara itu, suami perlu dipersiapkan 73-75 hari untuk produksi sperma.
Baca juga: Stunting Dapat Terjadi Sejak Awal Masa Kehamilan
Hasto menyarankan calon pengantin laki-laki agar sejak 75 hari sebelum menikah mengurangi rokok, berhenti minum alkohol, dan tidak berendam air panas, agar memiliki sperma yang sehat.
Sedangkan bagi calon pengantin perempuan, sebaiknya mencukupi asupan vitamin dan meminum tablet tambah darah tiga bulan sebelum terjadi konsepsi.
Ia juga menjelaskan bahwa pada usia kehamilan delapan minggu, semua organ janin telah terbentuk.
“Perkembangan janin cepat sekali, organogenesis hamil delapan minggu (2 bulan), semua organ sudah terbentuk, jadi hamil itu jangan main-main, maka dari itu berencana itu keren, harus merencanakan betul kehamilan,” tutur Hasto.
Kehamilan harus benar-benar direncanakan, diprogram, dan dievaluasi agar anak terlahir sehat, tidak stunting, dan tidak cacat.
Di Indonesia, tidak ada regulasi melarang pengguguran kandungan ketika terjadi kecacatan di dalam kandungan.
Oleh karena itu, sebelum terjadi kehamilan, Hasto menekankan pentingnya persiapan bagi suami dan istri minimal tiga bulan sebelum pembuahan.
“Ada perempuan mual-mual, tetapi enggak tahu kalau dia hamil karena kehamilannya tidak direncanakan, tidak diprogram, tidak diperhatikan, kalau dia minum antasida (obat untuk meredakan penyakit lambung) banyak setiap hari, bisa mempengaruhi bibir janin, bayi bisa sumbing," paparnya.
Ia juga menyebutkan, masih banyak ibu-ibu yang tidak mengetahui jika sudah hamil, dan minum tetracycline karena diare atau sakit infeksi di kulit.
“Karena tidak tahu kalau hamil, akhirnya anak yang dikandung cacat, giginya cokelat dan mudah keropos,” ujar Hasto.
Baca juga:
Kekurangan vitamin B, D, dan asam folat dapat menimbulkan bayi lahir cacat. Perempuan yang kekurangan darah atau anemia juga berisiko melahirkan bayi cacat.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya