Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stunting Dapat Terjadi Sejak Awal Masa Kehamilan

Kompas.com - 25/01/2024, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Pakar nutrisi bayi dan anak RS Cipto Mangunkusumo Nita Azka Nadhira mengatakan, stunting pada anak dapat terjadi sejak awal masa kehamilan.

Dia mengatakan, stunting pada bayi diawali oleh perambatan kenaikan berat badan atau weight faltering dari masa kandungan.

"Jadi stunting bukan hanya saat anak bayi atau saat SD kita bisa lihat dia stunting, Tapi stunting itu proses yang bisa sudah terlihat ciri-cirinya bisa dalam kandungan," kata Nita sebagaimana dilansir Antara, Rabu (24/1/2024).

Baca juga: Audit Kasus Stunting Dinilai Jawab Akar Permasalahan Kesehatan

Nita mengatakan, stunting merupakan suatu masalah gizi kronis, yang kejadiannya tidak dalam waktu singkat namun dalam jangka waktu yang lama.

Secara teknis, anak bisa dikatakan stunting jika tinggi badan di bawah minus 2 standar deviasi pada grafik pertumbuhan.

Proses kurangnya berat badan dapat terjadi ketika bayi masih dalam kandungan karena kurangnya asupan nutrisi.

Kurangnya asupan nutrisi juga disebabkan beragam faktor seperti ekonomi atau pendidikan pengetahuan yang rendah. Hal tersebut membuat ibu kurang memenuhi asupan nutrisi yang diperlukan anak.

Baca juga: Anemia hingga Pernikahan Dini, Penyebab Lahirnya Bayi Stunting

Pada saat anak lahir dengan berat badan yang kurang dan tidak terkejar, tinggi badan akan menyesuaikan bentuk tubuh anak namun tidak dalam keadaan optimal seperti jika tumbuh dengan standar yang seharusnya.

"Apabila dalam kandungan saat kontrol kandungan bayi cenderung kecil dan tidak terkejar saat dia lahir akan cenderung kecil. Pada bayi ASI tidak cukup, masa MPASI tidak cukup akhirnya tinggi badan menyesuaikan," kata Nita

"Saat berat badan melandai otomatis tingginya menyesuaikan sehingga tidak seoptimal saat berat badan tercapai dengan baik, ujung-ujungnya anak bisa stunting,"sambungnya.

Nita mengatakan, penyebab stunting dikategorikan menjadi dua macam.

Baca juga: Deteksi Stunting, Alat Ukur Tubuh Perlu Dioptimalkan Puskesmas

Pertama, asupan nutrisi yang kurang. Hal tersebut membuat berat badan tidak bisa naik dan tumbuh kembang tidak seoptimal usianya.

Kedua, kondisi kondisi yang menyebabkan kebutuhan asupan gizinya meningkat sehingga jika tidak terpenuhi anak masuk kategori stunting.

Peningkatan kebutuhan nutrisi biasanya terjadi pada anak yang mengalami penyakit jantung bawaan, alergi susu sapi, lahir dengan berat badan rendah, atau infeksi seperti TBC yang menyebabkan asupannya tidak bisa adekuat dengan memberatnya penyakit yang dideritanya.

Kombinasi dua hal itu, kata Nita, menyebabkan anak stunting. Sehingga stunting tidak bisa hanya dikaitkan dengan tubuh pendek tapi banyak faktor seperti kemiskinan yang dapat berpengaruh pada anak nantinya ketika dewasa.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau