Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/03/2024, 12:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Sungai Code di Yogyakarta tercemar oleh antibiotik. Sedangkan Sungai Winongo tercemar logam berat.

Temuan tersebut didasarkan dari penelitian Dosen Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) Lintang Nur Fadlillah bersama dengan peneliti Finlandia.

Kandungan antibiotik di lingkungan Kali Code berasal dari banyak sumber mulai dari limbah rumah sakit, limbah kimia, maupun dari limbah peternakan.

Baca juga: Perhatian Pemerintah terhadap Angkutan Sungai Minim, Ini Usul Pengamat

Sedangkan Sungai Winongo, sedimennya mengandung kandungan logam yang lebih tinggi di sekitar Kota Yogyakarta.

"Kami mengambil sampel di sedimen air sungai yang dekat dengan buangan bengkel," kata Lintang dilansir dari keterangan tertulis, Jumat (22/3/2024).

Sungai dan danau sebetulnya memiliki sistem filtrasi alamiahnya sendiri. Saat kondisi normal, aliran air akan memulihkan kualitas secara alami karena morfometri sungai.

Akan tetapi, akumulasi logam pada sedimen menyebabkan senyawa logam dan nutrien terikat pada sedimen, sehingga tidak dapat pulih secara alamiah.

Baca juga: Hilirisasi Nikel Picu Kerusakan Sungai di Halmahera

Kandungan logam dan antibiotik di Kali Code dan Kali Winongo tersebut ditengarai akibat sistem instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang masih lemah.

Lintang menuturkan, mayoritas limbah di sungai Yogyakarta tidak berasal dari pabrik atau industri besar, melainkan dari rumah tangga dan usaha domestik mikro dan menengah.

Lintang merekomendasikan pemerintah daerah memberikan perhatian serius pada instalasi IPAL di Kota Yogyakarta karena berperan penting dalam mengatasi masalah pencemaran air sungai.

Dia menambahkan, pengawasan IPAL untuk industri makro, seperti pabrik dan perhotelan, telah memiliki ketentuan ketat.

Baca juga: 7 Sungai Paling Tercemar di Dunia

Namun untuk usaha skala mikro, termasuk limbah rumah tangga, pengawasannya belum dilakukan secara maksimal.

"Tidak banyak desa atau kelurahan di Yogyakarta yang memiliki sistem IPAL, karena keterbatasan sumber daya dan perhatian masyarakat akan lingkungan yang masih minim," ujarnya

Apabila sungai terus tercemar oleh logam berat dan residu antibiotik, dikhawatirkan bisa memunculkan risiko kesehatan bila dikonsumsi masyarakat.

Dalam beberapa kasus, air tercemar juga menjadi penyebab munculnya kasus stunting pada anak-anak.

Baca juga: Berharap Capres-Cawapres 2024 Jadi Advokator Sungai

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Copot Segel di Pabrik Cikande, KLH Nyatakan Lokasi 'Clear and Clean'
Copot Segel di Pabrik Cikande, KLH Nyatakan Lokasi "Clear and Clean"
Pemerintah
Pertamina dan Kemenko Pangan Kolaborasi Wujudkan Ketahanan Pangan
Pertamina dan Kemenko Pangan Kolaborasi Wujudkan Ketahanan Pangan
BUMN
Guru Besar IPB: Sawah Kian Tergerus karena Alih Fungsi Lahan
Guru Besar IPB: Sawah Kian Tergerus karena Alih Fungsi Lahan
Pemerintah
Warga Desak KKP Cabut Izin Reklamasi karena Rusak Ekosistem Pulau Pari
Warga Desak KKP Cabut Izin Reklamasi karena Rusak Ekosistem Pulau Pari
Pemerintah
Tiga Remaja Jakarta Ubah 1,2 Ton Sampah Makanan Jadi Pakan Unggas
Tiga Remaja Jakarta Ubah 1,2 Ton Sampah Makanan Jadi Pakan Unggas
LSM/Figur
Pemprov Jakarta Punya 111 Stasiun Pemantau Kualitas Udara, Diklaim Terluas se-Indonesia
Pemprov Jakarta Punya 111 Stasiun Pemantau Kualitas Udara, Diklaim Terluas se-Indonesia
Pemerintah
Pengamat: Pengawasan Hutan Lemah karena Anggaran Pengelolaan Terlalu Kecil
Pengamat: Pengawasan Hutan Lemah karena Anggaran Pengelolaan Terlalu Kecil
LSM/Figur
Bappenas: Alokasi Dana Mitigasi Iklim Baru Rp 305 T, Pemerintah Buka Investasi
Bappenas: Alokasi Dana Mitigasi Iklim Baru Rp 305 T, Pemerintah Buka Investasi
Pemerintah
Perubahan Iklim Picu Musim Kebakaran Hutan Makin Parah
Perubahan Iklim Picu Musim Kebakaran Hutan Makin Parah
Pemerintah
Industri Makanan Gagal Penuhi Komitmen Dasar Kemasan Berkelanjutan
Industri Makanan Gagal Penuhi Komitmen Dasar Kemasan Berkelanjutan
Swasta
IUCN Akui Bahan Bakar Fosil Ancaman Alam, Dukung Perjanjian Penghentian Global
IUCN Akui Bahan Bakar Fosil Ancaman Alam, Dukung Perjanjian Penghentian Global
LSM/Figur
Kepunahan Massal karena Manusia Setara Era Dinosaurus
Kepunahan Massal karena Manusia Setara Era Dinosaurus
LSM/Figur
Panas Melanda RI, BMKG Catat Suhu Tertinggi Capai 38 Derajat
Panas Melanda RI, BMKG Catat Suhu Tertinggi Capai 38 Derajat
Pemerintah
Eropa Siapkan Bantuan Dana untuk Negara Terdampak Pajak Karbon Perbatasan
Eropa Siapkan Bantuan Dana untuk Negara Terdampak Pajak Karbon Perbatasan
Pemerintah
Antara Karbon dan Kedaulatan: Menakar Arah Transisi Energi Indonesia
Antara Karbon dan Kedaulatan: Menakar Arah Transisi Energi Indonesia
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau