Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/03/2024, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Selain berdampak terhadap kehidupan semua makhluk hidup di Bumi, perubahan iklim turut mengerek inflasi.

Temuan tersebut terungkap melalui penelitian terbaru dengan judul "Global warming and heat extremes to enhance inflationary pressures" yang dirilis di jurnal Communications Earth & Environment, 21 Maret 2024.

Menurut studi tersebut, dampak perubahan iklim, pemanasan global, dan panas ekstrem diperkirakan akan terus meningkatkan inflasi dari kebutuhan pokok serta bahan pangan.

Baca juga: Perubahan Iklim Ancam Ribuan Hektare Sawah Kekeringan, Setara 2.088 Lapangan Sepak Bola

"Kami menemukan bahwa kondisi suhu yang diproyeksikan pada 2035 akibat pemanasan di masa depan menyiratkan peningkatan tekanan inflasi di seluruh dunia," tulis para peneliti dari Institut Potsdam dalam penelitian tersebut.

Para peneliti menyebutkan, bahan pangan dapat mengalami inflasi 3,23 persen per tahun secara global, sebagaimana dilansir Business Insider.

"Setelah tahun 2035, besarnya perkiraan tekanan terhadap inflasi sangat berbeda antar skenario emisi, menunjukkan bahwa mitigasi gas rumah kaca secara tegas dapat menguranginya secara signifikan,” tulis mereka.

Sejauh ini, dampak perubahan iklim sudah dirasakan memengaruhi beberapa bagian perekonomian.

Baca juga: Perubahan Iklim Biang Keladi Merebaknya Wabah Kolera

Contohnya adalah meningkatkan harga rumah di daerah-daerah dengan risiko iklim tinggi dan memicu kekurangan pasokan komoditas pangan di seluruh dunia.

Makanan kemungkinan besar menjadi komponen inflasi terbesar yang terkena dampaknya, tulis para peneliti.

Dampak inflasi juga tidak merata di dunia. Tekanan terbesar justru terjadi pada negara-negara di Afrika dan Amerika Selatan.

Baca juga: Langkah Peternak Belgia Seret Perusahaan Migas ke Meja Hijau karena Perubahan Iklim

Tekanan-tekanan tersebut dapat diatasi dengan pendekatan kebijakan yang tepat.

Para peneliti juga memperingatkan, jika emisi tidak dikurangi, maka dampak inflasi akan semakin buruk.

"Dalam skenario emisi terbaik, tekanan eksogen terhadap inflasi hanya sedikit lebih besar pada 2060 dibandingkan pada 2035," ujar peneliti.

Di sisi lain, skenario emisi terburuk akan menyebabkan tekanan terhadap inflasi pangan melebihi 4 persen per tahun di sebagian besar dunia.

Baca juga: Dunia di Ambang Pemutihan Terumbu Karang Massal Keempat karena Perubahan Iklim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau