Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen IPB Tingkatkan Kualitas Pepaya dan Cabai dengan Geotekstil Sabut Kelapa

Kompas.com - 10/05/2024, 17:28 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com – Petani biasanya menggunakan plastik sebagai penutup permukaan tanah atau biasa disebut mulsa. Namun, cara ini dinilai tidak ramah lingkungan karena menghasilkan limbah plastik.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui kegiatan Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) 2024 menawarkan solusi yang lebih ramah terhadap lingkungan.

Kegiatan ini dilakukan oleh Departemen Fisika dan Pusat Studi Sawit IPB di Desa Sidorejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur pada awal April 2024.

Ketua tim dosen Departemen Fisika dan Pusat Studi Sawit IPB Dr Siti Nikmatin mengatakan, timnya membawa inovasi berupa geotekstil sebagai pengganti mulsa berbahan plastik yang diaplikasikan pada budidaya pepaya dan cabai.

Sebagai informasi, tim dosen IPB beranggotakan Profesor Budi Mulyanto, Rima Adiati, MT, dan Abd Djamil Husin, MSi.

“Bukan hanya ramah lingkungan karena tidak berbahan plastik, inovasi geotekstil yang kami gunakan berbahan limbah sumber alam desa, seperti jerami dan sabut kelapa,” ujar Dr Siti kepada Kompas.com, Rabu (8/5/2024).

Inovasi geotekstil, lanjutnya, dibuat dari serat-serat non-woven dengan teknik milling dan fibrilasi yang dilanjutkan dengan casting pada orientasi acak.

Adapun tujuan pengaplikasian mulsa adalah untuk melindungi tanaman buah dan sayur dari gulma, serta menjaga stabilisasi tanah sehingga produktivitas pertanian meningkat.

Biasanya, kelompok tani menggunakan mulsa berbahan plastik berwarna hitam untuk pertanian.

“Penggunaan mulsa plastik menimbulkan biaya tambahan dan sampah plastik setelah selesai digunakan. Inovasi dalam memafaatkan limbah sabut kelapa dan jerami pada aplikasi geotekstil dapat memberikan solusi permasalahan tersebut,” kata Dr Siti.

Tim Dosen Departemen Fisika dan Pusat Studi Sawit IPB terdiri dari Dr Siti Nikmatin, Profesor Budi Mulyanto, Rima Adiati, MT, dan Abd Djamil Husin, MSi.DOK. DOSPULKAN IPB Tim Dosen Departemen Fisika dan Pusat Studi Sawit IPB terdiri dari Dr Siti Nikmatin, Profesor Budi Mulyanto, Rima Adiati, MT, dan Abd Djamil Husin, MSi.

Melalui program Dospulkam, transfer teknologi sederhana diberikan melalui pelatihan dan demonstrasi dalam sortasi limbah jerami, sekam, dan sabut kelapa.

Kemudian, pembuatan geotekstil dan uji coba pengaplikasian mulsa ramah lingkungan.
Kegiatan pelatihan tersebut dihadiri oleh 20 petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Karya Tani di Desa Sidorejo.

Salah satu tim dosen Abd Djamil mengatakan, penggunaan geotekstil sebagai pengganti mulsa terbukti efektif setelah 1 bulan pengamatan. Tanaman tumbuh subur, tidak diganggu oleh gulma, dan kelembaban tanah lebih stabil.

“Pengamatan akan terus dilakukan hingga masa panen dan akan dibandingkan antara hasil panen pada kebun yang menggunakan mulsa plastik dan geotekstil,” jelas Djamil.

Program Dospulkam, lanjutnya, membawa teknologi tepat guna yang dapat mengubah limbah pertanian menjadi lebih bernilai.

Program ini disambut baik oleh Kelompok Tani Desa Sidorejo. Salah satu anggota kelompok tani Agus, menyampaikan ungkapan rasa terima kasihnya kepada tim dosen IPB.

“Kami berterima kasih kepada IPB, terutama tim Dospulkam atas ilmu material terapan yang dapat membawa manfaat bagi pertanian buah dan sayur berkelanjutan berbasis biomassa, seperti di desa kami,” ujar Agus.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BUMN Patungan Bangun Sistem Penyediaan Air di Bandung, Bisa Langsung Diminum

BUMN Patungan Bangun Sistem Penyediaan Air di Bandung, Bisa Langsung Diminum

BUMN
Dewan Air Dunia Dorong Infrastruktur Air Bersih di Daerah Tertinggal

Dewan Air Dunia Dorong Infrastruktur Air Bersih di Daerah Tertinggal

Pemerintah
AHY Ajak Seluruh Pihak Jaga Air Bersih yang Makin Terbatas

AHY Ajak Seluruh Pihak Jaga Air Bersih yang Makin Terbatas

Pemerintah
Mahasiswa Asing Lestarikan Warisan Dunia di Situs Manusia Purba Sangiran

Mahasiswa Asing Lestarikan Warisan Dunia di Situs Manusia Purba Sangiran

Pemerintah
Jualan Karbon Kredit dari Alam, RI Bisa Untung Rp 112,5 Triliun Per Tahun

Jualan Karbon Kredit dari Alam, RI Bisa Untung Rp 112,5 Triliun Per Tahun

Pemerintah
Lestarikan Warisan Budaya, Kemendikbudristek Luncurkan IHA

Lestarikan Warisan Budaya, Kemendikbudristek Luncurkan IHA

Pemerintah
Indonesia Inisiasi 'Global Water Fund' Danai Pengelolaan Air

Indonesia Inisiasi "Global Water Fund" Danai Pengelolaan Air

Pemerintah
WWF: Bukan Hanya Diskusi, tapi Rencana Aksi dan Integrasi

WWF: Bukan Hanya Diskusi, tapi Rencana Aksi dan Integrasi

Pemerintah
Para Kepala Negara Didorong Masukkan Hak Air dalam Konstitusi

Para Kepala Negara Didorong Masukkan Hak Air dalam Konstitusi

Pemerintah
Indonesia Bisa Jadi Pemimpin Industri Penyimpanan Karbon di ASEAN

Indonesia Bisa Jadi Pemimpin Industri Penyimpanan Karbon di ASEAN

Pemerintah
Tahura Ngurah Rai dalam WWF ke-10, Restorasi Berkelanjutan yang Berhasil

Tahura Ngurah Rai dalam WWF ke-10, Restorasi Berkelanjutan yang Berhasil

Pemerintah
Jadi Pembicara WWF Bali, AHY Bahas Tantangan Pengelolaan Air

Jadi Pembicara WWF Bali, AHY Bahas Tantangan Pengelolaan Air

Pemerintah
Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Masih Punya Celah 'Greenwashing'

Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Masih Punya Celah "Greenwashing"

LSM/Figur
Elon Musk Singgung soal Alien dan Desalinasi Saat Jadi Pembicara World Water Forum

Elon Musk Singgung soal Alien dan Desalinasi Saat Jadi Pembicara World Water Forum

Pemerintah
Jokowi Perkenalkan Prabowo sebagai Presiden Terpilih Saat Buka World Water Forum

Jokowi Perkenalkan Prabowo sebagai Presiden Terpilih Saat Buka World Water Forum

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com