Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puncak Produksi Listrik dari Energi Fosil Kemungkinan Telah Lewat

Kompas.com, 10 Mei 2024, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Menurut lembaga think tank Ember Climate, puncak pembangkit listrik berbhan bakar fosil telah lewat.

Dalam studi terbaru berjudul Global Electricity Review 2024, Ember Climate menyebutkan, 2023 kemungkinan besar menjadi tahun puncak produksi listrik dari pembangkit berbahan bakar fosil.

Kemajuan tersebut membuka era baru penurunan emisi karbon di sektor ketenagalistrikan.

Baca juga: Subsidi Bahan Bakar Fosil di Asia Tenggara 5 Kali Lipat daripada Investasi Hijau

Masifnya pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di dunia telah memperlambat peningkatan emisi di sektor ketenagalistrikan secara drastis, dan banyak negara bahkan sudah melewati puncak emisi energinya.

"Kami memperkirakan bahwa emisi sektor ketenagalistrikan kemungkinan akan turun pada tahun 2024," tulis Ember Climate dalam laporannya, Rabu (8/5/2024).

Di tahun-tahun mendatang, bertambahnya PLTS dan PLTB diperkirakan akan cukup untuk mengurangi emisi di sektor ketenagalistrikan.

Fakta bahwa PLTS dan PLTB yang terus meningkat memberikan keyakinan bahwa emisi sektor ketenagalistrikan tidak hanya akan stabil, namun juga akan turun.

Baca juga: Minyak Sawit Bisa Jadi Energi Gantikan Bahan Bakar Fosil

"Meningkatkan kapasitas listrik terbarukan global sebanyak tiga kali lipat pada 2030 dapat mempercepat transisi dan berpotensi membantu mengurangi separuh emisi sektor ketenagalistrikan pada 2030," tulis Ember Climate.

Lembaga think tank tersebut menambahkan, kini dunia perlu terus memfokuskan upaya meningkatkan energi yang ramah lingkungan agar dapat menurunkan emisi dengan cepat.

Banyak negara

Lebih dari separuh negara-negara di dunia sudah melewati puncak produksi listrik dari pembangkit bahan bakar fosil, setidaknya dalam lima tahun terakhir.

Banyak negara maju bahkan telah mencapai puncak emisinya lebih dari satu dekade lalu.

Baca juga: Transisi Energi Hadapi Tantangan, Pemerintah Dinilai Ragu Tinggalkan Bahan Bakar Fosil

Negara-negara Eropa menjadi kawasan dengan penurunan produksi listrik dari pembangkit bahan bakar fosil terbanyak

Contohnya, produksi listrik dari pembangkit bahan bakar fosil Inggris menurun 63 persen sejak mencapai puncaknya pada 2008, Yunani 57 persen sejak mencapai puncaknya pada 2007, Spanyol sebesar 59 persen sejak mencapai puncaknya pada 2005, dan Jerman sebesar 42 persen sejak mencapai puncaknya tahun 2007.

Penurunan terbesar terjadi dalam beberapa tahun belakangan, seiring dengan semakin pesatnya peningkatan PLTS dan PLTB.

Secara kolektif, negara-negara kaya yang tergabung dalam Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) mengalami puncak emisi sektor ketenagalistrikan pada 2007, dengan penurunan sebesar 28 persen sejak saat itu.

Penurunan emisi sektor ketenagalistrikan sudah menjadi kenyataan di banyak negara, dan kini sudah diperkirakan bahwa emisi global akan mulai menurun.

Baca juga: Dunia Mulai Kurangi Ketergantungan pada Energi Fosil, Kecuali 3 Hal

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Pemerintah
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
LSM/Figur
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
LSM/Figur
BPBD Gelar Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir di Jabodetabek
BPBD Gelar Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir di Jabodetabek
Pemerintah
Hari Pahlawan dan Pejuang Lingkungan Kita
Hari Pahlawan dan Pejuang Lingkungan Kita
LSM/Figur
Kunjungan Menteri PKP Tegaskan Komitmen Astra Wujudkan Hunian Layak bagi Warga
Kunjungan Menteri PKP Tegaskan Komitmen Astra Wujudkan Hunian Layak bagi Warga
BrandzView
Ambisi Iklim Turun, Dunia Gagal Penuhi Perjanjian Paris
Ambisi Iklim Turun, Dunia Gagal Penuhi Perjanjian Paris
Pemerintah
Mayoritas Penduduk Negara Berpenghasilan Menengah Rasakan Dampak Krisis Iklim
Mayoritas Penduduk Negara Berpenghasilan Menengah Rasakan Dampak Krisis Iklim
Pemerintah
Kebijakan Iklim Dapat Dukungan, Tapi Disinformasi Picu Keraguan
Kebijakan Iklim Dapat Dukungan, Tapi Disinformasi Picu Keraguan
LSM/Figur
Dampak Perubahan Iklim: Sudah Telat Selamatkan Kopi, Cokelat, dan Anggur
Dampak Perubahan Iklim: Sudah Telat Selamatkan Kopi, Cokelat, dan Anggur
LSM/Figur
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
Pemerintah
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Swasta
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau