Pertama, Perusahaan bisa mendapatkan lebih mudah tenaga kerja lulusan SMK-SMK jurusan kelistrikan yang sudah ikut dalam program CoE.
Kedua, Perusahaan hanya memerlukan waktu melatih para tenaga kerja baru dalam hitungan dua minggu.
"Bila kami merekrut tenaga kerja dari luar program CoE, kami memerlukan waktu 3 hingga 6 bulan untuk melatih mereka di pabrik," ungkap Rudi.
Rudi menambahkan, pada pabrik yang dipimpinnya, mayoritas dari 800 tenaga kerja, kebanyakan berasal dari pelatihan CoE.
Catatan positif juga datang dari Global Chief Strategy and Sustainability Schneider Electric Gwenalle Avice-Huet.
CoE menjadi salah satu program Schneider Electric Global sesuai dengan program pembangunan berkelanjutan (sustainable development) pada dokumen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Paris Agrement 2016.
Edukasi kepada generasi muda adalah bagian yang berkesinambungan dengan energi terbarukan, otomasi, dan digitalisasi, serta kelistrikan.
"Di seluruh dunia ada 11 CoE Schneider Electric Global, termasuk di Indonesia," tutur Global Chief Strategy and Sustainability Schneider Electric Gwenalle Avice-Huet.
Hingga 2022, Perusahaan sudah melatih hingga 24.800 siswa dari 144 SMK jurusan kelistrikan di Indonesia. Sementara total target yang akan dilatih sebanyak 184 SMK jurusan kelisrikan yang sudah masuk pelatihan CoE.
Termasuk juga dalam hasil CoE adalah eksistensi 277 tenaga guru terlatih bersama dengan 84 guru terdampak berikut 125 teknisi terlatih.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.