JAKARTA, KOMPAS.com - Obesitas secara sederhana dipahami sebagai kelebihan berat badan.
Dalam catatan resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pemahaman obesitas adalah penumpukan lemak berlebihan.
Pemicu penumpukan lemak ini ketidakseimbangan asupan energi atau energy intake dengan energi yang digunakan (energy expenditure).
Tulisan ringkas berjudul "Obesity" karya Richard Barnett pada 28 Mei 2005 menyebut bahwa obesitas muncul dalam konteks medis pada 1620.
Baca juga: Mengenal Limbah B3 Rumah Tangga yang Berbahaya Bagi Lingkungan dan Kesehatan
Namun demikian, pembicaraan mengenai obesitas sudah terjadi jauh sebelumnya, pada seribu tahun silam. Waktu itu, Thomas Venner menulis Via Recta.
Nah, dalam konteks Indonesia menurut laman Kementerian Kesehatan RI, saat ini tercatat 13,5 persen orang dewasa berusia 18 tahun ke atas mengalami kelebihan berat badan. Sementara, 28,7 persennya mengalami obesitas.
Kemudian, anak usia 5-12 tahun, sebanyak 18,8 persen mengalami kelebihan berat badan dan 10,8 persen mengalami obesitas.
Dari hasil seminar kesehatan yang digelar Rumah Sakit Premier Bintaro (RSPB) pada 12 Maret 2023, diperoleh informasi bahwa obesitas masuk dalam kategori penyakit.
Obesitas di Indonesia pun cenderung meningkat prevalensinya.
"Obesitas saat ini telah digolongkan sebagai penyakit yang perlu diintervensi secara komprehensif," kata Dr. Martha M.L. Siahaan, MARS, MHKes, CEO RS Premier Bintaro, pada seminar tersebut.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.